Antologi Puisi Pendhapa 14: Requiem Bagi Rocker | 21 April 2012

Tuesday, 24 April 2012

Gambar serupa: Sumber Facebook Sosiawan Leak; di sini dan di sini * * * Hadir dalam pertemuan para penyair dan menyaksikan perform baca puisi sangat menarik bagiku. Ada rasa kepuasan tersendiri dalam menikmati aura puisi yang hidup. Hidup sebab ada suara. Hidup sebab diintonasikan oleh sipembuatnya. Dengan berbagai macam gaya dan ciri khas masing-masing. Dengan atau tanpa bantuan...
Selengkapnya: Antologi Puisi Pendhapa 14: Requiem Bagi Rocker | 21 April 2012

Rindu Tak Bertepi (Seri Dokumentasi Sastra Antologi Puisi Pendhapa 14, Taman Budaya Jawa Tengah, 21 April 2012)

: Murtidjono /1/ dipelupuk pantaimu mengalir rindu sampai ke hati berpasir mutiara berkilaukilau menghujam hasrat seteguk mimpi sepasang senyum berpaut ke hulu menyampaikan kegelisahan yang tertahan sepasang angsa berpagutan berputarputar di danau menyulam rindu yang berkesudahan /2/ sepucuk sunyi di beranda hati memungut sisa rindu yang hitam sehitam kopi terlukis seraut wajahmu geletar rindu di dada ini sampai dikedalaman matamu dimalam begini kabut mencabuti poripori begitu gigil rindu tak bertepi   /3/ mengental...
Selengkapnya: Rindu Tak Bertepi (Seri Dokumentasi Sastra Antologi Puisi Pendhapa 14, Taman Budaya Jawa Tengah, 21 April 2012)

Rahasia Keindahan Puisi

Wednesday, 18 April 2012

MENGUNGKAP RAHASIA KEINDAHAN PUISI Oleh: Huda M. Elmatsani “Puisi, bagi saya, adalah hasil upaya manusia untuk menciptakan dunia kecil dan sepele dalam kata, yang bisa dimanfaatkan untuk membayangkan, memahami dan menghayati dunia yang lebih besar dan lebih dalam.” – Sapardi Djoko Damono. Sebagai sebuah karya seni, puisi tentulah sebuah keindahan yang bisa dinikmati. Ia merekam semangat dari subjek dan membangkitkan emosi. Keindahan yang dapat memukau jiwa pembacanya. Sebuah keharuan. Acep Zamzam Noor menyebutnya, puisi yang membuat...
Selengkapnya: Rahasia Keindahan Puisi

Dewi “Dee” Lestari : Hadiah Terbesar untuk Sang Penulis

Tuesday, 10 April 2012

Untuk menjadi penulis yang berhasil tentu dibutuhkan perjuangan panjang. Di dalamnya ada kerja keras dan kerja cerdas. Waktu, tenaga, uang, dan  terutama pemikiran,  banyak disedot  untuk pencapaiannya. Tidak ada jalan instant agar seseorang  bisa menjadi penulis sukses.   Perjuangan panjang itu tentu pantas mendapatkan hadiah, hadiah dari kehidupan. Lalu, apa saja...
Selengkapnya: Dewi “Dee” Lestari : Hadiah Terbesar untuk Sang Penulis

Menulis Itu Memberi Pengharapan

The founding fathers, Bung Karno dan Bung Hatta, pernah dipenjara. Pramoedya Ananta Toer, juga pernah dipenjara. Para tokoh itu pernah dipenjara dengan berbagai sebab yang berbeda. Tapi, selama di penjara, para tokoh itu, tak pernah putus asa atau mengakhiri perjuangan dan idealismenya. Sebaliknya, mereka tetap tegar, dan sehat-sehat saja, begitu keluar dari penjara. Mengapa? Karena, selama di penjara mereka tetap memiliki pengharapan. Selama di penjara, mereka tak berdiam diri. Mereka membaca buku, juga menulis buku. Begitu mereka...
Selengkapnya: Menulis Itu Memberi Pengharapan

Catatan Sore : Menulis tentang Menulis

Saya ingin menikmati kesantaian sejenak segera setelah pulang kerja. Saya ambil laptop dan memboyongnya ke beranda depan rumah. Biasanya saya belajar dan membuat naskah di kamar belajar. Tapi, kali ini, untuk mendapatkan suasana baru, saya pilih duduk di beranda, dekat dengan rerimbunan tanaman. Tersedia segelas kopi jahe hangat dengan dua buah pisang goreng. Angin sore bertiup lembut menambah sejuk dan nyaman suasana. Saya pun memulai merenung, apa yang akan kutulis sore ini. Saya mencoba fokus pada topik seputar tulis-menulis. Pertama-tama,...
Selengkapnya: Catatan Sore : Menulis tentang Menulis

Paling Enak Menulis di Malam Hari

Apakah sahabat kompasianer pernah mendengar nama Adi W Gunawan? Ia adalah penulis buku tentang teknologi pikiran. Buku-bukunya berbicara tentang hipnoterapi, teknologi pikiran, dan pendidikan. Salah satu bukunya yang menarik perhatian dan saya baca dengan serius berjudul The Secret of Minset (2007). Buku berketebalan 273 halaman ini membahas materi tentang memetakan dan memahami belief dan dekonstruksi dan restrukturisasi belief. Buku itu mendapatkan banyak pujian. Penulis buku-buku laris, Andrias Harefa, misalnya, menyatakan bahwa memahami...
Selengkapnya: Paling Enak Menulis di Malam Hari

Menjadi Penulis yang Berani!

Seorang sahabat bertutur tentang nasib tulisannya. Ia mengaku memiliki banyak naskah, baik artikel maupun puisi, yang tak dipublikasikan. Ia bilang bahwa dia tak berani mengirim tulisan-tulisannya itu ke koran karena takut ditolak dan takut ketahuan bodo-nya. Mendapat penuturan semacam itu, lalu saya bertanya, untuk apa artikel-artikel itu ditulis? Ia jawab, disimpan saja, sambil menunggu waktu hingga keberaniannya muncul. Kapan beraninya? “Nggak tahulah,” katanya penuh keraguan. Ketahuilah, bahwa ketakutan mengirimkan sebuah naskah...
Selengkapnya: Menjadi Penulis yang Berani!

Menulis Itu Mencerdaskan

Banyak sekali manfaat yang bisa dipetik dari aktivitas menulis. Sahabat kompasianer sudah jamak menuliskannya. Salah satunya adalah bahwa menulis itu mencerdaskan. Bagaimana bisa? Menulis merupakan aktivitas mengekspresikan ide atau gagasan. Denga jalan menulis dan mempublikasikannya, maka suatu gagasan bisa sampai ke tangan orang lain atau pembaca. Gagasan itu tentu saja tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus diperjuangkan. Di samping dengan menggali informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya tentang...
Selengkapnya: Menulis Itu Mencerdaskan

Tulis Dulu, Edit Kemudian!

Mengapa proses penulisan sebuah artikel menjadi begitu lambat dan tersendat-sendat? Mengapa aktivitas menulis bisa menjadi biang keladi frustrasi dan menggoda niat untuk berhenti? Adakah penyebab masalah ini sampai-sampai membuat orang enggan melanjutkan menyusun artikel, bahkan mengurungkan niat menjadi penulis sukses? Ternyata, dari beberapa kasus yang banyak dikeluhkan, kesulitannya antara lain terletak pada keinginan untuk menyusun tulisan yang sempurna pada saat memulai menulis, sesuatu yang mustahil diperoleh. Mari kita bahas lebih...
Selengkapnya: Tulis Dulu, Edit Kemudian!

Penulis yang Kesepian!

Pernahkah sahabat mendengar nama Ajahm Brahm? Benar, Ajahm Brahm adalah seorang biksu penulis buku “Si Cacing dan Kotorannya” yang terkenal dan sangat laris itu. Di samping buku tersebut, ia juga menulis buku lainnya, diantaranya berjudul “Superpower Mindfullness”, dan “Hidup Senang Mati Tenang.” Pada saat memberikan ceramah bertema “All is Well” yang dihadiri sekitar 5.000 orang peserta di Jakarta baru-baru ini, seorang peserta bertanya, “Apakah Ajahm Brahm pernah merasa kesepian?” Anda tahu, apa jawaban biksu kelahiran...
Selengkapnya: Penulis yang Kesepian!

Merawat Semangat Menulis

Dari para penulis sukses kita belajar betapa pentingnya menjaga konsistensi dalam penulisan. Konsistensi ini sangat menentukan keberhasilan seseorang berkarier dalam dunia tulis-menulis. Kendati banyak orang yang paham betapa pentingnya konsistensi dalam penulisan, tapi tak banyak  yang berhasil mempertahankannya. Banyak kendala dalam perjalanan menyebabkan sang calon penulis sukses urung melanjutkan langkahnya. Dia memilih untuk berhenti karena merasa melakukan sesuatu yang sia-sia, bahkan merasa tidak berbakat sama sekali....
Selengkapnya: Merawat Semangat Menulis

Mempertimbangkan Waktu Menulis

Tidak kunjung menulis, banyak orang berdalih karena ‘tak punya waktu’. Kesibukan demi kesibukan dalam pekerjaan menjadi biang keladi mengapa seseorang tidak menulis walaupun angan-angan menjadi penulis demikian besar. Kesibukan yang demikian padat menjadi alasan yang bisa diterima dan masuk akal, tentu saja. Yang bersangkutan menetapkan skala prioritas pertama pada pekerjaan-pekerjaan lain selain menulis. Ketiadaan waktu menulis, sejatinya hanyalah sebuah persoalan komitmen. Ya, komitmen untuk menetapkan seberapa penting aktivitas tulis-menulis...
Selengkapnya: Mempertimbangkan Waktu Menulis

Penulis Itu Pembelajar

Apa yang menyebabkan seorang penulis bisa tetap eksis membagikan pengetahuannya melalui tulisan? Jawaban singkatnya: karena ia terus belajar! Dengan terus belajar, ia akan mendapatkan peningkatan pengetahuan secara berlanjut, dan hal ini menjadi modal utama untuk dibagikan kepada para pembaca. Kita bisa bayangkan seperti apa jadinya jika seorang penulis bukanlah seorang yang suka belajar. Mampukah ia bertahan dalam dunia tulis-menulis dalam waktu yang relatif lama? Tentu sulit! Sebab, orang tidak bisa memberi kalau ia tak punya...
Selengkapnya: Penulis Itu Pembelajar

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas