Banyak
sekali manfaat yang bisa dipetik dari aktivitas menulis. Sahabat
kompasianer sudah jamak menuliskannya. Salah satunya adalah bahwa
menulis itu mencerdaskan. Bagaimana bisa?
Menulis
merupakan aktivitas mengekspresikan ide atau gagasan. Denga jalan
menulis dan mempublikasikannya, maka suatu gagasan bisa sampai ke tangan
orang lain atau pembaca. Gagasan itu tentu saja tidak datang dengan
sendirinya, melainkan harus diperjuangkan. Di samping dengan menggali
informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya
tentang sesuatu hal, juga melengkapinya dengan kreativitas sehingga
melahirkan sebuah artikel yang berisi unsur aktualitas dan
orisinalitasnya.
Menemukan informasi atau pengetahuan sebagai modal dasar dalam menulis tak bisa ditawar-tawar. Mesti diusahakan senantiasa oleh mereka yang berprofesi sebagai penulis. Jika tidak, apa yang bakal disajikannya kepada para pembaca?
Bagi
saya, dan tentu saja bagi semua penulis, mencari dan mendapatkan
informasi adalah hal yang sangat-sangat penting. Itulah sebabnya, hampir
setiap hari kita harus sempatkan diri untuk menemukan informasi
terbaru, juga pemikiran-pemikiran terbaru dari para pakar atau orang
lain.
Untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan terbaru, saya menelusuri media cetak dan media online. Untuk media cetak, saya berlanggana Kompas, yang hadir setiap pagi. Ditambah lagi dengan media online yang saya nikmati, yakni vivanews, kompas.com, inilah.com, dan detik.com. Satu media cetak dan empat media online itu sudah cukup membuat saya tahu tentang hal-hal terbaru yang
terjadi di dunia ini. Inilah sumber referensi saya kalau hendak
menulis. Di samping itu, tentu saja ada buku-buku yang menghadirkan
seperangkat teori suatu bidang yang ditulis, sepanjang diperlukan.
Tak
cukup dengan hanya bermodal informasi. Tapi, harus ditambahkan dengan
modal kreativitas. Maksudnya, informasi yang kita peroleh itu mesti kita
ramu sedemikian rupa, dilengkapi dengan pemikiran atau opini kita
sendiri, maka akan muncul jenis “santapan” baru yang gurih. Kita
bertindak bagai koki yang meracik bumbu dan bahan makanan hingga menjadi
hidangan yang sedap dan bergizi. Jadi, kita ramu informasi yang sudah
jamak ada, lalu menuliskannya kembali dengan membubuhkan pandangan alias
opini kita. Ini sudah cukup untuk menciptakan sebuah artikel. Jika apa
yang kita tulis tak beda dengan apa yang sebelumnya ada, yaa, artinya
kita nggak kreatif. Bahan-bahan mentahnya boleh sama, tapi kalau diramu
dengan cara unik, maka hasilnya pun jadi khas kita dan lezat.
Dengan
melakukan praktik penghimpunan informasi dari berbagai media setiap
hari, ditambah dengan kreativitas atau pemikiran sendiri, maka kita
sudah melatih pikiran menjadi cerdas. Bagaimana tidak? Kita sudah
membuat pikiran kita aktif bekerja setiap hari. Bagaikan otot-otot pada tubuh yang kalau dilatih terus akan kian kuat, maka pikiran yang dilatih terus-menerus akan kian cerdas.
Nah, begitu dulu, sahabat. Teruslah menulis, karena dengan demikian Anda semakin cerdas.
( I Ketut Suweca , 18Maret 2012)
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)