Your Eyes, Poem by Saut Situmorang

Thursday 23 April 2015

YOUR EYES

Your eyes are ancestral forests cut down for palm-oil plantations and pulp mills
Your eyes are sacred mountains dissected for gold and tin
Your eyes are fertile lands stolen for cement factories
Your eyes are mist-covered blue lake transformed into a giant pigsty
Your eyes are beautiful peaceful neighbourhoods cursed into foreign-name hotels
Your eyes are floodings and traffic jams haunting your mornings and nights
Your eyes are children crying starving not enough money to buy imported rice and salt
Your eyes are gas tanks exploded in the kitchen when you are making love with your wife
Your eyes are petrol price raised every time you ride your credit motorbike to work
Your eyes are the television programs showing how the rich live and do their shopping overseas
Your eyes are members of parliament who complain how low their salaries are while driving brand new mercedes
Your eyes are the police who shoot protesting students calling them anarchists and terrorists
Your eyes are the thugs dressed in religious clothings beating up students who are discussing book calling them communists
Your eyes are the president who keeps saying, "Sorry, it's none of my business"
Your eyes are the media who made you elect the president
Your eyes are the outspoken poet reported to the police accused of "defamation, libel and verbal sexual violence" in Facebook
Your eyes are old women imprisoned for using the tree branches in their own property for firewood
Your eyes are state officials smiling on television after being arrested for corruption
Your eyes are nomadic indigenous tribes forced by the state to live in permanent villages and be civilized
Your eyes are supermalls and supermarkets mushrooming replacing the traditional markets all over your poor Third World country
Your eyes are the poor being refused emergency health care by hospitals all over your country
Your eyes are sick and tired brown eyes of million angry poor brown people waiting for a bloody brown revolution to explode like a long dead supervolcano
Your eyes are everywhere

Taken from Notes Facebook Saut Situmorang.

***

SEPASANG MATAMU

Sepasang matamu adalah hutan belantara leluhur yang dibabat demi perkebunan kelapa sawit dan pabrik kertas Sepasang matamu adalah gunung-gunung suci yang dikeruk demi emas dan timahnya
Sepasang matamu adalah lahan-lahan subur yang dirampas pabrik-pabrik semen
Sepasang matamu adalah danau biru berkabut yang disulap menjadi kandang babi raksasa
Sepasang matamu adalah lingkungan damai nan asri yang dikutuk menjadi hotel-hotel dengan nama yang asing
Sepasang matamu adalah banjir dan kemacetan yang menghantui pagi dan malammu
Sepasang matamu adalah anak yang menangis kelaparan karena tak cukup uang untuk membeli beras dan garam impor
Sepasang matamu adalah tabung-tabung gas yang meledak di dapur ketika kau dan istrimu bersenggama
Sepasang matamu adalah harga bensin yang terus melambung tiap kali kau berangkat kerja dengan motor kreditanmu
Sepasang matamu adalah program-program televisi yang menyajikan gaya hidup Si Kaya dan kegiatan belanja mereka di luar negeri
Sepasanga matamu adalah anggota-anggota parlemen yang mengeluh betapa rendah gaji mereka saat sedang mengendarai Mercedes terbarunya
Sepasang matamu adalah polisi yang menembaki para demonstran mahasiswa sembari meneriaki mereka anarkis dan teroris
Sepasang matamu adalah bandit-bandit berjubah suci yang memukuli mahasiswa yang sedang mendiskusikan buku sembari menyebut mereka komunis
Sepasang matamu adalag presiden yang terus berkata ,” Maaf, itu bukan urusan saya”
Sepasang matamu adalah media yang memaksamu memilih presiden
Sepasang matamu adalah penyair blak-blakan yang dilaporkan ke polisi dengan tuduhan” pencemaran nama baik, fitnah, dan kekerasan seksual verbal” di Facebook
Sepasang matamu adalah para perempuan renta yang dibui karena mengambil tiga dahan untuk kayu bakar di tanah mereka sendiri
Sepasang matamu adalah para pejabat negara yang memamerkan senyum di televisi saat ditahan dengan tuduhan korupsi
Sepasang matamu adalah suku-suku asli nomaden yang dipaksa negara untuk menetap permanen di desa-desa agar tampak beradab
Sepasang matamu adalah supermall dan supermarket bak cendawan yang menggantikan pasar tradisional di berbagai penjuru negeri dunia ketigamu yang miskin
Sepasang matamu adalah orang-orang miskin di berbagai penjuru negeri yang ditolak kartu jamkesmasnya
Sepasang matamu adalah sepasang mata coklat belekan yang letih dari jutaan orang-orang berkulit coklat yang marah menanti meledaknya revolusi coklat yang bersimbah darah layaknya ledakan gunung berapi yang telah lama mati suri
Sepasang matamu ada dimana-mana

*Diterjemahkan oleh Dwicipta dari versi bahasa Inggris.

21 April 2015

Sumber: http://literasi.co/SEPASANG-MATAMU

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas