1. Menulislah di Pagi Hari
Memulai menulis ketika hari masih pagi akan memberi kamu waktu yang
lebih leluasa untuk menyelesaikan tulisan. Selain itu, hal ini ditujukan
agar kamu menjadikan menulis sebagai bagian dari kebiasaan harian.
Lebih-lebih—karena dilakukan di pagi hari—menulis menjadi sesuatu yang
kamu anggap sebuah kegiatan utama dalam rangkaian rutinitasmu.
2. Hindari Membahas Proses Kreatif dengan Orang Lain
“Bagaimana proses kreatif penulis?” adalah salah satu pertanyaan yang
jarang sekali luput diajukan kepada penulis dalam kesempatan-kesempatan
diskusi atau wawancara. Hemingway memilih untuk tidak menjawab
pertanyaan ini ketika diwawancarai. Sebagian orang memprediksi bahwa
tindakan itu dilakukan Hemingway karena ia khawatir jangan-jangan hal
yang mestinya ia tulis dalam novelnya malah bocor lewat wawancara itu.
Sebagian yang lain berprasangka lebih positif. Hemingway lebih suka
membicarakan topik lain yang jauh lebih relevan dalam wawancara itu yang
mungkin akan membantunya dalam proses menulis selanjutnya.
3. Menulis Sambil Berdiri
Aneh, ya? Hahaha… tapi, Hemingway memang benar-benar melakukannya.
Sejak awal karir menulisnya, Hemingway berdiri menghadap ke mejanya lalu
mulai menulis.
4. Nikmati Prosesnya dengan Sungguh-sungguh
Kiat yang satu ini sebenarnya tidak hanya berlaku dalam hal menulis.
Secara umum, kita memang dianjurkan untuk menikmati tiap proses yang
dilalui. Secara khusus, seorang penulis harus merasa nyaman berkutat
dengan kata-kata. Penulis harus membangun ikatan khusus yang intim
dengan tulisannya.
5. Catatlah Perkembangan Harian
Hemingway punya kebiasaan untuk melihat ulang tulisannya setiap
selesai menulis. Tiap harinya, ia mencatat jumlah kata yang berhasil
dirangkainya dalam rentang waktu satu hari di sebuah papan yang
digantung di dinding ruang kerjanya.
6. Jangan Pernah Remehkan Kesederhanaan
Tidak semua hal harus dilakukan dengan ingar-bingar.
Salah satu hal yang dicontohkan oleh Hemingway adalah keengganannya
untuk bergantung pada mesin tik yang digunakannya untuk menulis. Ketika
ia merasa kurang sreg mengetik, ia akan mengembalikan ‘rasa’ dengan menulis pakai pensil, sesuatu yang jauh lebih sederhana.
7. Menata Waktu untuk Bekerja dan Berhenti Bekerja
“Saya belajar untuk tidak memikirkan tulisan saya sejak saat saya
berhenti menulis hari ini sampai akan mulai menulis lagi besok. Dengan
begitu, alam bawah sadar saya yang akan melanjutkan pekerjaan itu.
Sehingga di waktu yang sama saya harap saya justru bisa mendengarkan
orang lain dan memperhatikan hal-hal lain.” Itu pernyataan Hemingway. Ia
membagi waktunya untuk bekerja (menulis) dan untuk melakukan hal lain.
Dengan cara ini, ia tidak diperbudak oleh pekerjaannya sendiri. Ia tetap
bisa berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya, hitung-hitung
agar bisa mendapatkan hal-hal baru yang bisa jadi akan mendukung
karyanya.
8. Menulislah dengan Benar dan Jujur
“Yang harus dilakukan adalah menulis kalimat kebenaran. Tulislah kalimat paling benar yang kamu tahu.” –Ernest Hemingway
Kebenaran yang dimaksud dalam konteks ini bukan serta merta berarti
fakta. Melalui tulisannya, penulis diharapkan mewartakan kebenaran,
tentunya dengan jujur. Bagaimanapun bentuk dan gaya tulisan itu, penulis
haruslah mempunyai hasrat dalam dirinya untuk membagikan kebenaran pada
pembacanya.
9. Jatuh Cintalah
Nah lho! Perasaan ketika jatuh cinta biasanya memberikan efek yang
baik pada tubuh dan psikis kita. Hal ini juga berguna bagi mereka yang
menulis. Bangkitkanlah perasaan cinta pada pasanganmu atau pada orang
yang kejatuhan hatimy. Dengan luapan rasa bahagia dari cinta itu,
cobalah menulis.
10. Ketahuilah Banyak Hal, Tapi Jangan Tulis Semua yang Kamu Tahu
Menjadi penulis tentulah membutuhkan pengetahuan yang mumpuni dalam
banyak hal, lebih-lebih tentang sesuatu yang ditulisnya. Belajarlah
sebanyak-banyaknya namun, satu hal yang perlu diingat adalah tidak perlu
mencantumkan semua yang kamu tahu itu dalam tulisanmu. Hemingway
menghimbau para penulis untuk belajar mencoba mengabaikan sebagian
informasi yang menjadi bahan tulisan. Tidak semua informasi itu harus
ditulis. “… bagian yang diabaikan itu akan membangun kekuatan ceritamu
dan membuat pembaca merasakan sesuatu yang lebih dari apa yang mereka
pahami,” begitu pesannya.
Nah, itu tadi beberapa kiat menulis dari penulis kenamaan Ernest
Hemingway. Siapa tahu bisa jadi tambahan referensi solusi untuk proses
menulis kita. Jangan khawatir, masing-masing penulis punya kiat dan
kebiasaannya sendiri untuk mengatasi permasalahan dalam menulis.
Hemingway sudah membagikan ceritanya, bagaimana dengan kamu, Penulis?
MARIA PUSPITASARI, Editor Indie Book Corner.
Disarikan dari Top 10 Writing Tips of Ernest Hemingway, http://top10buzz.com/top-ten-writing-tips-of-ernest-hemingway/
4 Komentar:
wah, aku akan mempraktekkannya. tapi yang poin ke 9 kayaknya susah terlaksana hehehe...
*menyedihkan :(
Wkwkwkwk..
Coba diganti dengan yang lain, misal: boneka, senja, kamera, Tuhan atau apapun yang kiranya bisa membangkitkan rasa cinta. Cinta yang universal.
sudah mulai kulakukan sebelum baca posting ini, kakak guru.. hahahaha... itu contohnya di posting terbaruku yang ndak jelas entah apa. aku juga mulai kembali berburu foto2
Ya, teruslah berburu..
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)