Aku, Ayah dan adik laki-lakiku pergi memancing di sebuah sungai. Sungai
yang seringkali kudatangi untuk bermain dan mandi ketika siang mulai
terik. Pukul sepuluh pagi.
Kami kemudian menceburkan diri ke sungai yang dalamnya setinggi leherku. Kami berenang-renang. Tertawa dalam air. Bagaimana bisa? Wajah kami gembira. Terpukul oleh tangan, air-air sungai. Kami bermain air sampai puas. Kebahagian yang sederhana.
Matahari semakin menyengat. Seperti panas besi yang menempel di kulit.
Surakarta, April 2014
Aku sering mendapat ikan daripada ayah dan adikku. Ayah berujar, entah apa.
Kami kemudian menceburkan diri ke sungai yang dalamnya setinggi leherku. Kami berenang-renang. Tertawa dalam air. Bagaimana bisa? Wajah kami gembira. Terpukul oleh tangan, air-air sungai. Kami bermain air sampai puas. Kebahagian yang sederhana.
Matahari semakin menyengat. Seperti panas besi yang menempel di kulit.
Surakarta, April 2014
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)