Ini malam Sabtu jam 19:25. Rasanya sedari pagi tadi suasana sepi banget.
Kepala sedikit berpusing. Entah karena apa. Entah. Senja beranjak pun
masih sedikit pening.
Ku lihat dijalan Lawu ini seorang nenek berjalan sendiri. Menggendong entah itu bekal entah itu makanan. Duh aku miris melihatnya. Bukan apa-apa, aku hanya teringat seorang nenek yang paling baik kepadaku. Sungguh ku bisa saja menitikkan air mata ini jauh kedasar kerak bumi. Rasanya ku sangat sangat kehilangan seorang nenek terbaik di dunia yang pernah ada, yang pernah aku jumpai. Mbah Setu nama beliau. Taat beragama dan baik hati. Duh nenek andai saja engkau masih disini menemaniku melewati hari-hari. Sungguh beruntungnya aku. Tiada berat hati untuk melangkah. Sungguh Nek kau adalah permataku.
Ini ada sepenggal bait untukmu Nek, semoga engkau senyum disana.
...
biar tercipta malam
aku kan hilang
rindu rupa seorang nenek
angin telah menjemputnya
nisan pembaringan adalah intan
damaikan hati
terbanglah dengan tenang
terbanglah bersama pelangi
bungabunga indah dalam taman surga
menemu kebahagiaan
oh, engkau yang ku cinta maafkanlah kedustaanku
dia adalah berlian
memendarkan kebahagiaan
terbanglah dengan damai
terbanglah bersama kupukupu cantik
akan ku kenang selalu
akan ku ingat selalu
begitu banyak permata engkau berikan padaku
terbanglah dengan ceria
terbanglah bersama kemuliaan
terbanglah oh terbanglah bersama pelangi
Karanganyar,101206
Dipetik dari sini.
Ku lihat dijalan Lawu ini seorang nenek berjalan sendiri. Menggendong entah itu bekal entah itu makanan. Duh aku miris melihatnya. Bukan apa-apa, aku hanya teringat seorang nenek yang paling baik kepadaku. Sungguh ku bisa saja menitikkan air mata ini jauh kedasar kerak bumi. Rasanya ku sangat sangat kehilangan seorang nenek terbaik di dunia yang pernah ada, yang pernah aku jumpai. Mbah Setu nama beliau. Taat beragama dan baik hati. Duh nenek andai saja engkau masih disini menemaniku melewati hari-hari. Sungguh beruntungnya aku. Tiada berat hati untuk melangkah. Sungguh Nek kau adalah permataku.
Ini ada sepenggal bait untukmu Nek, semoga engkau senyum disana.
...
biar tercipta malam
aku kan hilang
rindu rupa seorang nenek
angin telah menjemputnya
nisan pembaringan adalah intan
damaikan hati
terbanglah dengan tenang
terbanglah bersama pelangi
bungabunga indah dalam taman surga
menemu kebahagiaan
oh, engkau yang ku cinta maafkanlah kedustaanku
dia adalah berlian
memendarkan kebahagiaan
terbanglah dengan damai
terbanglah bersama kupukupu cantik
akan ku kenang selalu
akan ku ingat selalu
begitu banyak permata engkau berikan padaku
terbanglah dengan ceria
terbanglah bersama kemuliaan
terbanglah oh terbanglah bersama pelangi
Karanganyar,101206
Dipetik dari sini.
-oo0oo-
Kembali ke nenek yang kulihat tadi. Duh aku berdosa. Duh aku bersalah. Namun apa yang kusalahkan. Lantas mengapa semua ini bisa terjadi. Ya Tuhan.
Sepi tak beratur ini sepertinya masih ingin mempermainkanku saja.
Aku ingin membunuhnya.
Sekali saja.
Aku ingin membunuhnya.
Sekali saja.
Masih sepi saja. Makin sepi. Pintu merah muda itu kututup. Seperti menutup keterasingan diri pada dunia. Aku mau berkelana. Kemana melangkah pergi.
Karanganyar, 24 April 2009
*) Ekohm Abiyasa
Masih didalam ruang sunyi ini.
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)