Poetry Battle: Kesetiaan dan Pencundang

Sunday, 30 October 2011

aku ingin kau menemaniku hingga tuhan memanggil
walau usia berjarak asia dan afrika
namun aku tetap setia..

setia yang berjarak atau bertepi
luka menganga tiada peduli
pada apa diri membasah hati
ditemaram senja yang menyeret birahi


hingga pulau berkembang biak dan gunung tumbuh dewasa

meski pula menelan pil pahit
segalanya kadang terasa rumit
waktu-waktu yang terserat membunuh pelan
siapa pencundang?


nurani yang mengerti hati yang tahu siapapun itu kehidupan akan menjawabnya

seperti keterasingan adanya

mereka tak tahu siapa sesungguhnya sunyi
kita tawar menawar atau berkelana
suatu keindahan tersendiri menyelami semburat hati

Ruang Maya, 30 Oktober 2011

*) Catur Mulyadi (Tegak) - Ekohm Abiyasa (Miring)

From here.

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas