bagiku cinta sederhana saja
melihatmu tersenyum bagaimanapun caranya
itu cukup
dan akupun punya cara yang sederhana pula
menuliskan namamu dalam lembar kertaskertas sudah cukup rasanya
namun apakah kita hanya cukup berdiam menuntut angin yang berlalu lalang membawa butirbutir cinta
sementara kita hanya tersenyum dalam keengganan meraihnya
apakah cinta masih harus disampaikan
jika lambaian tangan sudah pasti dia berikan
cintaku adalah doa yang tak putus-putus
cintaku adalah diam
melihat dari kejauhan
itu cukup
kadang pula kita harus melempar dadu
tapi
kadang pula kita berdiam menganyam yang kita cintai dengan haru
di sini
lewat kediaman ini
aku sedang membangun syarat-syarat
kediamanku harus ditukar dengan sesuatu yang paling kuinginkan
kebahagianmu
tidak ada yang lain
itu saja cukup
dan jalan kita membentang luas
namun tetap meyakini akan satu hal
bahwa cinta dapat disemat dalam hati yang merindu hujan desember dua belas
keyakinan mengurai jalanjalan terjal
Ruang Maya, 15 Oktober 2011
*) Uchi(tegak) - Ekohm Abiyasa(miring)
*) Uchi(tegak) - Ekohm Abiyasa(miring)
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)