Tata Cara Mengirim Artikel ke Koran

Tuesday 10 April 2012

Ketika memposting tulisan berjudul “Menulis Artikel untuk Koran, Yuk!” di lapak ini, sahabat kita, Mas Chris Suryo, meminta saya menulis lebih detail lagi tentang tata cara pengiriman naskah ke koran. “Bermanfaat sekali Pak Ketut. Lebih teknis lagi dong. Bentuk huruf, spasi, dll. Terus masalah disket, email…,” komentarnya.

Sebenarnya, hal ini sudah pernah saya tulis sebelumnya di kompasiana, di samping saya tulis juga secara lebih rinci di dalam buku Subconscious Mind Writing: Memanfaatkan Kemampuan Luar Biasa Pikiran Bawah Sadar dalam Penulisan, diterbitkan Udayana University Press, tahun 2011. (Buku ini sudah beredar di TB Gramedia dan Togamas, harga Rp.45.000,-)

Akan tetapi, agar Mas Chris dan sahabat yang memerlukan tidak penasaran dan dapat terpenuhi keinginannya yang sangat baik itu, di sini saya kemukakan kembali tentang tata cara pengiriman naskah ke koran dan hal-hal lain yang berkaitan, sbb.:
1. Ketik naskah Anda dengan rapi dan cermat;
2. Pergunakan font Times New Roman, 12, 1,5 spasi, 3-5 halaman kertas A4;
3. Lengkapi dengan Kata Pengantar tulisan yang ditujukan ke alamat Redaksi;
4. Lengkapi pula dengan identitas diri yang terkait dengan kompetensi;
5. Kirim naskah Anda melalui pos atau melalui email;
6. Untuk pengiriman via pos, sertai dengan amplop dan prangko pengembalian;
7. Tunggu kira-kira dua minggu (untuk koran harian) sejak saat pengiriman untuk meyakini naskah itu ditolak atau diterima;
8. Pada umumnya tidak ada pemberitahuan dari Redaksi sebuah naskah akan dimuat atau ditolak;
9. Anda sebagai penulislah yang mesti rajin memonitor untuk mengetahui naskah Anda dimuat atau tidak (bisa dilihat di situs web koran tersebut atau dengan mendapatkan cetakannya);
10. Jika tidak dimuat, Anda boleh memilih untuk membuat naskah baru atau merevisi naskah tadi dan mengirimkannya ke koran lain;

Itulah ikhwal pengiriman artikel ke koran yang umumnya berlaku sesuai dengan pengalaman penulis. Ayo, segeralah menulis dan kirim ke koran. Jangan ragu-ragu, jangan malu-malu. Kalau naskah Anda dimuat, nikmatilah kepuasan batin yang luar biasa. Nikmati ekstase intelektual yang tiada duanya.

( I Ketut Suweca , 30 November 2011).

http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/11/30/tata-cara-mengirim-artikel-ke-koran/ 

Tambahan:
Mengirim ke media itu benar-benar jangan sampai typo, kudu benar secara eyd. Berantakan dikit di awal tulisan, akan 'dibuang' langsung oleh editor. Tulisan yang berantakan itu menjijikkan dan pertanda penulis tidak bisa menghargai dirinya sendiri.

Sekilas dari twitnya om Putu Fajar Arcana kapan dulu lalu, hehe. Dan berlaku juga untuk mengirim novel ke penerbit. 5-10 halaman pertama kok berantakan dan ceritanya gak menarik hati ... ditolak deh. (:


Link di sini.
Tambahan lain di sini

Tambahan lagi :))
Tips mengirim naskah di Media Cetak Indonesia
Tips bagi siapa saja yang berminat mengirim tulisan ke media cetak (koran/majalah):

-Panjang tulisan antara 700 sampai 1000 kata. Kalau puisi biasanya 3-6 puisi tergantung media/korannya juga.
-Cara melihat jumlah kata: MS WORD –> tools–> wordcount —> words
-Biasanya kertas yang digunakan adalah A4 dengan page setup top 3 cm, bottom 3 cm, left 3 cm, right 3 cm.
-Menyertakan biografi singkat dan foto diri close up bergaya santai dibawah naskah.
Kurang lebih seperti diatas
-Dalam 2 minggu ga dimuat, bisa dilempar ke media lainnya.

Kirim ke media via email dalam bentuk MS WORDS (format .rtf) via attachment.
Catatan:
1. Perlu diketahui bahwa tulisan kita yang dimuat di media cetak, akan otomatis dimuat di website mereka masing-masing. Artinya, kalau tulisan kita tampil di website koran bersangkutan berarti dimuat di media cetaknya. Memang koran seperti Waspada (Medan) dan Riau Pos (Riau) pernah memiliki dua edisi online dan offline (cetak), tapi sekarang sudah tidak lagi.

2. Jangan pernah mengirim satu tulisan pada dua koran nasional atau dua koran yang satu daerah dalam waktu bersamaan. Karena kalau sama-sama dimuat di kedua koran tsb. kita akan mendapat sangsi berupa tulisan kita tidak akan lagi dimuat di keduanya. Akan tetapi, kalau dikirim pada dua koran yang lain segmennya, seperti ke koran nasional dan koran daerah itu tidak apa-apa walaupun seandainya sama-sama dimuat.

CONTOH PENGANTAR PENGIRIMAN
Ahmadun Yosi Herfanda, (mantan) Redaktur Sastra Republika, pernah menulis begini,
“Berhubung ada perubahan disain dan ukuran huruf untuk rubrik Sastra, maka para penyumbang naskah harap memperhatikan hal-hal sbb.
[a] Panjang naskah Cerpen dan Esei antara 7000-8000 karakter (with space), diketik dengan program MS Word, dan tiap judul naskah dalam satu file.
[b] Untuk kolom Oase diutamakan sajak-sajak pendek, panjang tiap sajak tidak lebih dari satu layar MS Word (2-5 bait pendek).
[c] Dalam sekali kirim minimal enam judul sajak, dan dikemas dalam satu file, disertai biografi singkat dan foto diri close up bergaya santai.
[d] Semua naskah harus dikirim melalui email dengan sistem attachments ke sekretariat@republika.co.id ditujukan ke Redaktur Sastra, dan lampiri nomor rekening bank untuk pengiriman honor.
[e] Naskah-naskah yang tidak memenuhi prosedur di atas tidak akan diperhatikan. Terima kasih.

Contoh kata pengantar.

* * *
7 Langkah Penting Agar Tulisan Dimuat di Koran
Oleh: Junaidi Abdul Munif (Dept.  Jurnalistik dan Creative Writing JPIN Pusat)
Mengapa sebuah tulisan bisa dimuat di koran/majalah? Tentu jawaban “tulisan tersebut memang layak muat” adalah jawaban yang paling umum. Tulisan yang layak muat adalah tulisan yang memuat informasi dan gagasan baru, unik, up to date, serta penting untuk diketahui pembaca. Oleh sebab itu penulis mesti senantiasa menambah bahan bacaan, observasi, dan diskusi untuk menambah memperkaya referensi dan perspektif (sudut pandang).

Sebelum mengirimkan tulisan ke media massa, pastikan bahwa tulisan tersebut telah benar-benar siap kirim. Artinya, Anda harus mengoreksi tulisan itu, sampai tidak ada yang salah tulis, salah eja, sampai sudah menggunakan model paragraf yang menjorok ke kanan apa belum.

Berikut adalah tips mengirim agar tulisan dimuat di koran.
1. Kenali Karakter Koran
Mengenali karakter koran adalah hal yang penting ketika akan mengirim tulisan. Koran memiliki segmen pembaca yang berbeda-beda. Tulisan untuk Kompas berbeda dengan segmen pembaca Aneka Yes misalnya. Kalau tidak tahu segmen pembaca koran, bisa jadi adalah salah kirim tulisan.
2. Kenali Karakter Tulisan di Koran
Mengenali karakter tulisan koran adalah mengetahui bentuk atau gaya tulisan di sebuah koran. Saya biasanya berusaha mencari tahu ini sampai pada berapa jumlah karakter (huruf), paragraf, bahkan sub-judul untuk tulisan di sebuah media. Untuk mengetahui karakter tulisan di media tertentu, perlu membaca beberapa edisi sebelum menulis untuk media tersebut.
3. Penulisan atau Pengetikan yang Rapi
Ketik tulisan yang akan dikirim ke koran/majalah serapi mungkin. Minimalkan kesalahan ketik, penempatan spasi dan titik koma yang tidak tepat, dan sebagainya. Karena itu pastikan untuk tidak tergesa-gesa mengirimkan begitu selesai menulis artikel. Review dan suntinglah terlebih dahulu sesempurna mungkin. Setelah semuanya oke, barulah bersiap dikirim.
4. Tuliskan Nama Rubrik di Judul E-mail (surat elektronik)
Ada koran yang e-mail redaksinya hanya satu, maka mencantumkan nama rubrik untuk judul email ini penting agar jelas tulisan yang kita kirim tersebut untuk rubrik apa. Maka penulis perlu mengetahui nama-nama rubrik di media massa. Sebagai contoh, untuk tulisan opini, Kompas menamai rubriknya “Opini”, Koran Tempo (Pendapat), Suara Merdeka (Wacana Nasional/Lokal), Koran Jakarta (Gagasan), dan lain sebagainya. Menuliskan nama rubrik juga menunjukkan kita intens membaca koran tersebut.
5. Sertakan Biodata dan Nomor Hape yang Bisa dihubungi
Sebagai kelengkapan tulisan, di bawah tulisan cantumkan biodata singkat (nama dan lembaga/organisasi) tempat penulis berkiprah), nomor handphone/telepon serta nomor rekening. Biodata penting bagi redaktur untuk mengetahui latar belakang seorang penulis.
6. Lampirkan Scan foto diri dan Kartu Identitas
Jangan lupa scan foto dan kartu identitas (KTP, SIM) dilampirkan. Terutama untuk penulis baru, usahakan dalam setiap mengirim tulisan selalu melampirkan dua hal ini.
7. Kirim dalam Format Attachment (Lampiran)
Kirimkan dalam format attachment (lampiran), tidak di body text. Maka ada 3 lampiran yang dikirim, yakni tulisan, scan foto, dan scan kartu identitas.

Banyak tulisan yang memiliki ide/gagasan bagus, tapi tidak dimuat gara-gara mengabaikan hal-hal yang bersifat teknis. Menulis dan mengirim tulisan tidak boleh mengabaikan dua hal: substantif (isi tulisan) dan teknis (cara/format mengirim).

Selamat mengirim tulisan, semoga kita dipertemukan di lembar koran.* Sumber blog JPIN.

Baca juga ini,
http://serampaikata.blogspot.com/2012/04/menulis-artikel-untuk-koran-yuk.html

Dirangkum dari berbagai sumber*

Alamat media massa Indonesia

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas