Pagi-pagi benar simbah itu berjalan menuju pasar. Berbekal seperangkat tengggok dan gethuk made in sendiri. Aku menelan lidah sendiri. Berasa tertimpa benda besar dan berat kepala ini. Betapa hidup berjalan tiada henti.
Karanganyar, 6 Oktober 2011
*) Ekohm Abiyasa
Karanganyar, 6 Oktober 2011
*) Ekohm Abiyasa
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)