menghitung deru napasmu
berhamburan setiupsetiup seperti semerbak bunga taman
beterbangan diudara
penuh seluruh memandang
tak ada lagi ceritacerita tentangmu
yang seperti drama sinetron, katamu
kutunggu deru jejak di jalan itu
yang sering kita lewati bersama ketika senja menghangat
detikdetik habis pula kisah
taman telah sunyi
tiada lagi kudengar napasmu menggelora ditelingaku
senja telah menggigil
pada ruh yang terpanggil
tak ada perkabungan
tak ada bunga kamboja sebagai pemisah jarak antara aku dan hasratmu
Karanganyar, 30 Oktober 2010
*) Ekohm Abiyasa
berhamburan setiupsetiup seperti semerbak bunga taman
beterbangan diudara
penuh seluruh memandang
tak ada lagi ceritacerita tentangmu
yang seperti drama sinetron, katamu
kutunggu deru jejak di jalan itu
yang sering kita lewati bersama ketika senja menghangat
detikdetik habis pula kisah
taman telah sunyi
tiada lagi kudengar napasmu menggelora ditelingaku
senja telah menggigil
pada ruh yang terpanggil
tak ada perkabungan
tak ada bunga kamboja sebagai pemisah jarak antara aku dan hasratmu
Karanganyar, 30 Oktober 2010
*) Ekohm Abiyasa
** Dimuat SOLOPOS
Edisi : Minggu, 15 Mei 2011 , Hal.IV
Edisi : Minggu, 15 Mei 2011 , Hal.IV
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)