Prinsip
ini tentu telah sering didengar oleh para penulis. Kalimat ini
terdengar mudah diaplikasikan tetapi kadang membuat kita kebingungan
pada batas sebenarnya dari prinsip ini. Apa maksud sesungguhnya? Kalau
toh sudah memahami arti sebenarnya lalu akan meningkat menjadi
pertanyaan: “apakah saya sudah cukup mampu untuk memenuhi maksud kalimat
itu?”
Sebagai
gambaran, pertanyaan apakah tulisan anda sudah mampu membawa pembaca
masuk ke dunia tiga dimensi layaknya menonton film? Jika sudah, berarti Anda telah berhasil memenuhi prinsip ini.
Beberapa tips yang saya dapatkan dari http://www.dailywritingtips.com/ di bawah ini mungkin dapat membantu Anda menulis, memaparkan dan menggambarkan cerita dengan lebih baik.
1. Gunakan dialog
Salah
satu cara memberi gambaran cerita yang baik adalah melalui dialog.
Dengan dialog Anda memiliki ruang untuk menggambarkan karakter, emosi
dan mood tokoh cerita.
Bandingkan dua penggambaran di bawah ini:
1. Ibu marah sekali pada Tono karena sering memecahkan gelas.
2. “Berapa kali kau pecahkan gelas, Tono?!” Teriak ibu.
Emosi dan suasana lebih tergambarkan pada contoh nomor dua.
2. Gunakan bahasa yang “tajam” mewakili
Untuk pembaca yang sudah terbiasa dengan gaya Anda, mereka perlu untuk melihat, merasakan, mendengarkan dan menyentuh
dunia yang Anda ceritakan. Cobalah untuk menggunakan bahasa yang
memberikan beberapa gambaran masuk akal dan jangan hanya sekilas. Point
ini harus Anda lakukan ketika tulisan Anda telah cukup di kenal. Anda
beda antara di kelas yang lebih tinggi dari penulis pemula, butuh lebih
banyak “modal” untuk tetap menjaga kualitas tulisan Anda.
3. Jadilah deskriptif
Tentu Anda masih ingat tentang pelajaran bahasa Indonesia tentang kata sifat
dan kata keterangan ketika berada di sekolah dasar. Ketika kita
berbicara soal deskriptif, kita akan segera kembali mengingat
pelajaran-pelajaran itu. Tetapi
perlu Anda ingat bahwa menjadi deskriptif lebih dari sekedar memasukkan
kata-kata deskriptif. Anda harus berhati-hati untuk memilih kata yang
tepat dan menggunakannya untuk menggambarkan maksud Anda. Tepat, jelas
dan tanpa banyak menghamburkan kata.
Perhatikan contoh deskripsi antara Tell dan Show di bawah ini:
Tell: Dia duduk di kursi sambil memegang gitar.
Tidak
ada yang salah dengan kalimat di atas. Kalimat di atas memberikan
informasi dasar pada pembaca, tetapi tidak memberikan gambaran suasana
yang terjadi.
Bandingkan dengan contoh di bawah ini:
Show: Matanya terpejam, dan dia memeluk gitar dengan lengannya layaknya memeluk seorang kekasih dan tak ingin melepaskannya.
Contoh kedua memberikan informasi dasar dan memberikan gambaran pada keterangan dasar itu. Contoh itu juga menggunakan kalimat tambahan untuk membantu menciptakan penggambaran yang tepat.
Ketika
menggunakan deskripsi, penting bagi Anda untuk tidak terlalu memaksa
karena akan semakin mengaburkan deskripsi. Alih-alih memperjelas
gambaran yang ingin Anda sampaikan, tetapi justru akan mengaburkannya.
4. Spesifik, jangan samar
Penggunaan
kalimat yang samar dan kabur akan membingungkan pembaca. Jangankan
mengetahui maksud Anda, bisa-bisa pembaca akan sibuk menebak maksud Anda dan membuatnya frustasi.
Perhatikan contoh kalmat di bawah ini:
“Aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya sepanjang hidupku.”
Alangkah
baiknya jika Anda menggali dan mendeskripsikan perasaan itu lalu
putuskan cara terbaik untuk menggambarkan perasaan itu pada pembaca.
Semoga berguna.
Sumber disini.
Tambahan,
Saya rasa ini senada dengan quote dari Anton Chekhov; "Jangan ceritakan pada saya bahwa bulan sedang bersinar; tapi tunjukkan kilau cahaya bulan di atas pecahan gelas kaca."
Tambahan,
Saya rasa ini senada dengan quote dari Anton Chekhov; "Jangan ceritakan pada saya bahwa bulan sedang bersinar; tapi tunjukkan kilau cahaya bulan di atas pecahan gelas kaca."
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)