Prinsip Dasar Penulisan: Show, Don’t Tell

Tuesday, 3 April 2012

Prinsip ini tentu telah sering didengar oleh para penulis. Kalimat ini terdengar mudah diaplikasikan tetapi kadang membuat kita kebingungan pada batas sebenarnya dari prinsip ini. Apa maksud sesungguhnya? Kalau toh sudah memahami arti sebenarnya lalu akan meningkat menjadi pertanyaan: “apakah saya sudah cukup mampu untuk memenuhi maksud kalimat itu?” 

Sebagai gambaran, pertanyaan apakah tulisan anda sudah mampu membawa pembaca masuk ke dunia tiga dimensi layaknya menonton film? Jika sudah, berarti Anda telah berhasil memenuhi prinsip ini.

Beberapa tips yang saya dapatkan dari http://www.dailywritingtips.com/ di bawah ini mungkin dapat membantu Anda menulis, memaparkan dan menggambarkan cerita dengan lebih baik.

1. Gunakan dialog
Salah satu cara memberi gambaran cerita yang baik adalah melalui dialog. Dengan dialog Anda memiliki ruang untuk menggambarkan karakter, emosi dan mood tokoh cerita.
Bandingkan dua penggambaran di bawah ini:
1. Ibu marah sekali pada Tono karena sering memecahkan gelas.
2. “Berapa kali kau pecahkan gelas, Tono?!” Teriak ibu.
Emosi dan suasana lebih tergambarkan pada contoh nomor dua.

2. Gunakan bahasa yang “tajam” mewakili
Untuk pembaca yang sudah terbiasa dengan gaya Anda, mereka perlu untuk melihat, merasakan, mendengarkan dan menyentuh dunia yang Anda ceritakan. Cobalah untuk menggunakan bahasa yang memberikan beberapa gambaran masuk akal dan jangan hanya sekilas. Point ini harus Anda lakukan ketika tulisan Anda telah cukup di kenal. Anda beda antara di kelas yang lebih tinggi dari penulis pemula, butuh lebih banyak “modal” untuk tetap menjaga kualitas tulisan Anda.

3. Jadilah deskriptif
Tentu Anda masih ingat tentang pelajaran bahasa Indonesia tentang kata sifat dan kata keterangan ketika berada di sekolah dasar. Ketika kita berbicara soal deskriptif, kita akan segera kembali mengingat pelajaran-pelajaran itu. Tetapi perlu Anda ingat bahwa menjadi deskriptif lebih dari sekedar memasukkan kata-kata deskriptif. Anda harus berhati-hati untuk memilih kata yang tepat dan menggunakannya untuk menggambarkan maksud Anda. Tepat, jelas dan tanpa banyak menghamburkan kata.

Perhatikan contoh deskripsi antara Tell dan Show di bawah ini:

Tell: Dia duduk di kursi sambil memegang gitar.
Tidak ada yang salah dengan kalimat di atas. Kalimat di atas memberikan informasi dasar pada pembaca, tetapi tidak memberikan gambaran suasana yang terjadi.

Bandingkan dengan contoh di bawah ini:

Show: Matanya terpejam, dan dia memeluk gitar dengan lengannya layaknya memeluk seorang kekasih dan tak ingin melepaskannya.

Contoh kedua memberikan informasi dasar dan memberikan gambaran pada keterangan dasar itu. Contoh itu juga menggunakan kalimat tambahan untuk membantu menciptakan penggambaran yang tepat.

Ketika menggunakan deskripsi, penting bagi Anda untuk tidak terlalu memaksa karena akan semakin mengaburkan deskripsi. Alih-alih memperjelas gambaran yang ingin Anda sampaikan, tetapi justru akan mengaburkannya.

4. Spesifik, jangan samar
Penggunaan kalimat yang samar dan kabur akan membingungkan pembaca. Jangankan mengetahui maksud Anda, bisa-bisa pembaca akan sibuk menebak maksud Anda dan membuatnya frustasi.

Perhatikan contoh kalmat di bawah ini:

“Aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya sepanjang hidupku.”
Alangkah baiknya jika Anda menggali dan mendeskripsikan perasaan itu lalu putuskan cara terbaik untuk menggambarkan perasaan itu pada pembaca.

Semoga berguna.

Sumber disini.

Tambahan,
Saya rasa ini senada dengan quote dari Anton Chekhov; "Jangan ceritakan pada saya bahwa bulan sedang bersinar; tapi tunjukkan kilau cahaya bulan di atas pecahan gelas kaca."

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas