Salah satu seni yang tumbuh bersama laju internet adalah Flash Fiction.
Ketika pengguna mencari naskah-naskah pendek yang lebih mudah dibaca
pada layar komputer.
Flash fiction adalah cerita yang sangat pendek.
Ketika menuliskan sebuah flash fiction, ibarat anda maju ke medan
perang dengan amunisi kata-kata yang terbatas. Untuk menyelesaikan
cerita dan memenangkan perang, anda membutuhkan strategi dan
teknik-teknik tersendiri.
Flash fiction sendiri memiliki definisi
adalah sebuah cerita dengan panjang kata antara 300 sampai 1000 kata.
Lebih panjang dari micro fiction (10-300 kata) tetapi lebih pendek
cerita pendek yang telah kita kenal sebelumnya (3000-5000 kata.)
Flash
fiction biasanya adalah sebuah cerita dengan satu tindakan atau
langkah, terkadang merupakan titik puncak dari beberapa kejadian yang
tidak tertulis atau disebutkan.
Artikel ini menawarkan
beberapa teknik penulisan flash fiction. Anda dapat menggunakan teknik
di bawah ini secara terpisah atau menggabungkannya.
Sebelumnya, saya membuat sebuah flash fiction berdasarkan teori ini. Saya jadikan contoh dan mari kita sama-sama belajar.
===================================================
Contoh cerita (FF saya ini saya sertakan sebagai pembanding)
Supadmi menyesali mimpi
Supadmi
mencintai sang suami. Itu pasti. Malam ini Supadmi bermimpi indah
sekali. Tentang hangat matahari dan kilau sungai-sungai.
Supadmi ingin berbagi mimpi dengan sang suami.
Supadmi ingin berbagi mimpi dengan sang suami.
ooOOoo
Raga Sartono sakit luar biasa oleh luka-luka. Semakin perih oleh terjangan air samudra. Sartono masih bernyawa ketika tangan-tangan jahat melempar tubuhnya. Dia mati mengambang keesokan harinya.
Sartono mencintai sang istri. Itu pasti. Di akhir hayatnya, dia tak mau berbagi derita dengan Supadmi sang istri.
ooOOoo
"Oh, Sang Widhi. Kenapa aku kejam sekali. Memimpikan indahnya kilau sungai-sungai?" Raung Supadmi ketika menerima hasil otopsi.
“Tak pantas aku bermimpi kilau sungai, ketika raga suamiku tersayat pisau belati.” Dia menyesali mimpi-mimpinya.
Supadmi meraung meratap. Seperti Gandari yang menyesali kebutaan Destarata, Supadmi bersumpah tak akan bermimpi lagi.
===================================================
1) Ide kecil
Cobalah untuk melihat ide yang lebih kecil pada sebuah cerita besar.
Untuk
menuliskan hubungan antara orangtua dan anak, anda membutuhkan novel
untuk menuliskannya. Pikirkan tema yang lebih kecil dari tema di atas.
Gambarkan bagaimana perasaan anak yang keinginnnya tidak terpenuhi.
Bagaimana sikap bapak pada tagihan telepon yang membengkak. Bagaimana
ibu menyikapi rapor merah anaknya.
Cari dan pikirkan topik-topik kecil lalu mulailah membuat cerita.
Pada contoh cerita di atas, ide sederhana yang saya pakai adalah kesetiaan pasangan.
2) Lupakan pengantar pada pembukaan cerita
Ketika
anda menuliskan cerita, jangan mengambil dua halaman hanya untuk
menjelaskan pengantar cerita. Cari cara untuk menjelaskan semuanya pada
paragraph pertama, lalu lanjutkan dengan sisa cerita.
Pada contoh di atas, saya memulai cerita tentang kejadian yang dialami oleh sang istri.
3) Mulai dari pertengahan aksi
Senada
dengan teknik nomor 2, mulailah bercerita di bagian tengah aksi.
Seorang pria berlari. Bom berhasil dijinakkan. Seekor monster di dalam
rumah. Anda tidak perlu mendeskripsikan lebih jauh lagi. Pembaca dapat
membuat persepsinya sendiri berdasarkan cerita anda.
Saya memulai cerita di atas dari pertengahan aksi.
4) Fokus pada satu gambaran terkuat
Carilah satu gambaran terkuat lalu fokus hanya pada gambaran itu pada keseluruhan cerita.
Gambaran terkuat yang menjadi bahasan pokok adalah kesetiaan yang sekaligus menjadi ide cerita.
5) Buatlah pembaca menebak-nebak sampai akhir cerita
Pertahankan
misteri cerita selama mungkin. Pembaca mungkin tidak memiliki gambaran
tentang apa yang terjadi pada sebagian besar cerita. Ini akan memaksa
mereka untuk terus membaca. Di bagian akhir cerita, anda harus
membayarnya dengan eksekusi cerita yang menarik.
Pada contoh di atas yang terdiri dari tiga segmen, baru pada segmen terakhir semua cerita terhubung.
6) Gunakan referensi atau rujukan
Dengan
menggunakan referensi yang mengarah pada sebuah kejadian (yang
terkenal) anda dapat menghemat banyak kata. Rujuk ke peristiwa sejarah.
Gunakan situasi yang terkenal. Misalnya jika anda membuat cerita dengan
set kapal Titanic, anda tidak perlu menjelaskan apa yang terjadi pada
kapal itu karena semua orang telah mengetahuinya. Anda dapat menggunakan
kata-kata anda untuk membuat gambaran yang lain.
Perhatikan
penggunaan kisah Gandari dan Destarata yang saya masukkan. Cerita
terkenal bagian dari Mahabarata. Penggalan kisah itu mampu membawa
pikiran ke kisah komplek dan memberikan gambaran bagaimana kuatnya niat
sang istri.
7) Teknik memutar atau kembali ke awal cerita.
Mirip
dengan teknik nomor 5, teknik ini mengijinkan penulis untuk membuat
beberapa eksekusi akhir pada bagian akhir cerita. Bayangkan saja gaya
sebuah guyonan, bagaimana guyonan baru terlihat lucunya di bagian akhir.
Saya tidak memasukkan teknik ini pada cerita di atas. Cari ide sendiri ya...:-)
Menulis
sebuah flash fiction merupakan tantangan. Analoginya, anda seperti
tentara yang maju ke medan laga dengan sedikit peluru. Dengan sedikit
kata-kata, anda harus bisa membuat sebuah cerita.
Sebuah tantangan menarik tentunya. Jadi, kenapa anda tidak mencoba membuat sebuah flash fiction sekarang?
Ada masukan? Silakan anda tambahkan tips dan mari kita tunjukkan seberapa pendek kita dapat bercerita !
Terjemahan bebas dari artikel G.W. Thomas dengan penambahan contoh.
Sumber disini
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)