Kudus bagiku semacam kota yang Keramat. Entah mengapa itu meletup di kepala. Barangkali kemarin malamlah yang menjawab pernyataan itu. Tanggal 28 launching buku puisi buat Gus Dur kemudian berlanjut tanggal 29 diskusi kecil buku kumpulan puisiku, "Malam Sekopi Sunyi" di PKM STAIN Kudus.
Diskusi buku Malam Sekopi Sunyi berlangsung meriah. Ini merupakan suatu apresiasi yang patut saya catat sendiri. Peserta yang hadir begitu antusias mendengar dan menikmati yang tersaji malam itu. Begitupun saya bersyukur mendapat tanggapan dari kawan-kawan pembedah, peserta, dan panitia yang telah menyelenggarakan acara diskusi. Saya bersyukur, puisiku dibedah meski tidak setajam "silet". Hehe. Muhammad Rois Rinaldi (Penyair Cilegon), Dimas Indiana Senja (Penyair Brebes-Purwokerto), dan Bagus Burham (Penyair Kudus), mereka pembedahnya. Acara yang dimoderatori secara dadakan oleh Gus Arafat AHC (Penyair Demak) berlangsung khidmat dan memberi kesan bagi saya. Meski secara sederhana, namun percakapan dan waktu berjalan mengalir. Tidak ada ketegangan.
Dihadiri sekitar 20-an orang. Ada komunitas jeNANG Kudus, komunitas Saung Tawon (Kudus), Teater Satoesh (STAIN Kudus), komunitas LAH (Kudus), Saptorenggo dan lain-lain. Diantara peserta yang hadir, ada satu cewek "terselip". Arini dari "KIAS" (Semarang) membacakan dua puisiku.
Diakhir acara, saya membacakan dua puisi, "Kesunyian Ini Abadi", dengan memakai backsound ambient milik Stargate (Missing Plateu) dari handphone sebagai musik pengiring. Kemudian disusul puisi "Ruh Tubuh" menandai acara diskusi telah selesai.
Sehabis acara, saya berkesempatan untuk jalan-jalan sejenak bersama Gus Dimas dan Gus Arafah AHC ke makam Sunan Kudus. Kira-kira pukul satu pagi kami sampai di sana. Namun Menara Kudus dan makam Sunan Kudus tidak dibuka. Hanya waktu-waktu tertentu saja (malam Jumat). Meninggalkan jejak dengan sholat. Kemudian kami beranjak pulang ke rumah Gus Arafat AHC melewati jalan-jalan terjal. "Duh, kok dilewatne dalan elek to Gus!"
Kudus-Jepara-Demak. Melewati rumah penyair Jepara, Asyari Muhammad. Sampai di rumah Gus Arafat AHC pukul dua lebih. Istirah.
BePe #2 Malam Sekopi SunyiPerformance:
- Ali Reagge (Teater Komunitas Teater Satoesh)
- LPM Paradigma
- Arafat Ahc
- Sholichudin Al-Gholany
- Ullyl Ch
- Fahrudin
- Virgo Chan (Arini Septian Irawati)
- Muhammad Rois Rinaldi
- Ekohm Abiyasa (Pemain Malam yang kopi dan Sunyi)
Pembibir:
- Bagus Burham
- Dimas Indianto S
- M. Rois Rinaldi
Moderator: Arafat AHC
Presented By:
Komunitas jeNANG
Komunitas Saung Tawon
Teater Satoesh
LPM Paradigma
Thank's To:
Chipz Mirza Sastroatmodjo
Komunitas LAH
Dewan Kesenian Cilegon
Pondok Pena "Purwokerto"
KIAS IKIP PGRI "Semarang"
dan seluruh Pembaca yang Sunyi
terkhusus untuk STAIN Kudus
Sumber foto facebook Arafat AHC
Posting serupa,
http://malamsekopisunyi.blogspot.com/2013/09/bedah-malam-sekopi-sunyi-di-stain-kudus.html
http://malamsekopisunyi.blogspot.com/2013/09/bedah-malam-sekopi-sunyi-di-stain-kudus.html
Berita di Majalah Gradasi Semarang,
http://gradasi-magz.sitekno.com/article/130153/penyair-kudus-dalam-malam-sekopi-sunyi.html
http://malamsekopisunyi.blogspot.com/2013/11/penyair-kudus-dalam-malam-sekopi-sunyi.html
http://gradasi-magz.sitekno.com/article/130153/penyair-kudus-dalam-malam-sekopi-sunyi.html
http://malamsekopisunyi.blogspot.com/2013/11/penyair-kudus-dalam-malam-sekopi-sunyi.html
Foto terkait launching buku puisi buat Gus Dur.
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)