dalam gerbong kereta yang melaju menuju padamu
kurasakan getaran paling detak
sebab angin tak lagi karib
semenjak musim tak mampu kita pesan dari setiap pemberhentian
dan do'a menjadi awan panas mengepul di se-antara kita
yang begitu sesak menjadikan tubuh kita dilumuri resah
namun keyakinan adalah bangku tunggu yang akan selalu kita temui
setiap memoar berganti menjelma cinta
dan masa lalu menjadi titik rel yang selalu menjauh
maka, aku akan menjadi penumpang paling rahasia
agar kelak kereta nyampai di stasiun hatimu
kau temui aku yang bukan yang sebelumnya
Logawa, 12 Mei 2013
oleh Dimaz IndiaNa SEnja
Rindu Perjumpaan
kasih yang menemu jalan buntu
sendu di mata pilu
perjalanan rindu di sore-sore ngilu
Logawa mengantarkanmu pada rindu yang lain
sekian musim mungkin
sajak-sajakku mengembara
membawa resah dan legawa
Solo, 12 Mei 2013
oleh Ekohm Abiyasa
* * *
kurasakan getaran paling detak
sebab angin tak lagi karib
semenjak musim tak mampu kita pesan dari setiap pemberhentian
dan do'a menjadi awan panas mengepul di se-antara kita
yang begitu sesak menjadikan tubuh kita dilumuri resah
namun keyakinan adalah bangku tunggu yang akan selalu kita temui
setiap memoar berganti menjelma cinta
dan masa lalu menjadi titik rel yang selalu menjauh
maka, aku akan menjadi penumpang paling rahasia
agar kelak kereta nyampai di stasiun hatimu
kau temui aku yang bukan yang sebelumnya
Logawa, 12 Mei 2013
oleh Dimaz IndiaNa SEnja
Rindu Perjumpaan
kasih yang menemu jalan buntu
sendu di mata pilu
perjalanan rindu di sore-sore ngilu
Logawa mengantarkanmu pada rindu yang lain
sekian musim mungkin
sajak-sajakku mengembara
membawa resah dan legawa
Solo, 12 Mei 2013
oleh Ekohm Abiyasa
* * *
Dari larik-larikmu, tercetak jelas di kepalaku. Perjumpaan sunyi selalu mendebar-decak di hati kita masing-masing. Selalu saja ada kisah tercipta. Dan cerita-cerita perjalanan sunyi masing-masing. Kita pikul menuju kedalaman laut. Paling puisi!
Sekian musim dari perjumpaan itu, kita tautkan catatan kaki kita pada kitab masing-masing. Mengurai perjalanan pada halaman-halaman sunyi. Suatu saat kita (pasti) bersua lagi pada wujud atau perubahan yang lain dari hari ini. Yakin!
Dan kamu, diam-diam mengagumi beberapa kisah. Begitu pula aku. Memang sebenarnya ini debar yang sangat mengesankan. Kita tak pernah lupa setiap senyum dan canda. Itu membekas di ingatan-ingatan paling sunyi.
Terima kasih kawan. Kereta puisimu telah singgah meski sejenak di stasiun perbendaharaan sunyiku. Sampai bertemu di stasiun sunyi yang lain. — bersama Dimaz IndiaNa SEnja dan Arafat Ahc.
Sekian musim dari perjumpaan itu, kita tautkan catatan kaki kita pada kitab masing-masing. Mengurai perjalanan pada halaman-halaman sunyi. Suatu saat kita (pasti) bersua lagi pada wujud atau perubahan yang lain dari hari ini. Yakin!
Dan kamu, diam-diam mengagumi beberapa kisah. Begitu pula aku. Memang sebenarnya ini debar yang sangat mengesankan. Kita tak pernah lupa setiap senyum dan canda. Itu membekas di ingatan-ingatan paling sunyi.
Terima kasih kawan. Kereta puisimu telah singgah meski sejenak di stasiun perbendaharaan sunyiku. Sampai bertemu di stasiun sunyi yang lain. — bersama Dimaz IndiaNa SEnja dan Arafat Ahc.
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)