Di antara sekian hal penting dalam sebuah karya tulis, menurut Anda bagian manakah yang paling penting? Ada
pendapat, isinya-lah yang paling penting dalam sebuah tulisan. Bisa
saja sebuah tulisan yang dikreasi sedemikian rupa agar tampak menarik,
tapi kalau isinya terdiri atas hal-hal sudah diketahui umum, maka
nilainya hampir tak berarti. Harus ada sesuatu yang laku “dijual” pada sebuah karya. Orang menyebut tulisan tanpa isi sama saja dengan tulang tak berdaging. Jadi, isi (content) demikian penting.
Ada pula pendapat bahwa cara menuliskannya-lah yang terpenting. Mengapa? Karena, kendati sebuah tulisan yang sesungguhnya mengandung hal-hal berguna
bagi pembaca namun jika tidak ditulis dengan baik, maka akan menjadi
percuma. Tulisan yang tak disusun dengan baik — tidak menggunakan
sistematika yang seharusnya, melupakan EYD, sama sekali tidak
menghiraukan penalaran — seperti apa kira-kira jadinya? Kacau-balau,
bukan? Orang pasti emoh membaca artikel semacam itu. Kalaupun, misalnya, ada yang bersedia membaca, tak ada sesuatu yang bisa dipetik dari sebuah tulisan yang telah “berhasil” membingungkan pembaca. Jadi, cara/teknik mengungkapkan pikiran melalui bahasa tulis juga sangat penting.
Akhirnya,
mungkin kita sepakat bahwa bukan hanya “apa”-nya yang penting, bahkan
juga “bagaimana”-nya pun urgen. Jadi, isi tulisan dan cara
membahasakannya sama-sama penting, tak ada salah satu yang lebih penting
di antara keduanya.
“Content is the king. Language is the queen,” ujar Jakob Oetama sebagaimana ditulis St. Sularto dalam buku “Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama”(Penerbit Buku Kompas, 2011: 265).
Selamat menulis sahabatku. Salam hangat.
( I Ketut Suweca , 6 November 2011).
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)