Isi Tulisan Adalah “Raja”

Tuesday 10 April 2012

Di antara sekian hal penting dalam sebuah karya tulis, menurut Anda bagian manakah yang paling penting? Ada pendapat, isinya-lah yang paling penting dalam sebuah tulisan. Bisa saja sebuah tulisan yang dikreasi sedemikian rupa agar tampak menarik, tapi kalau isinya terdiri atas hal-hal sudah diketahui umum, maka nilainya hampir tak berarti. Harus ada sesuatu yang laku “dijual” pada sebuah karya. Orang menyebut tulisan tanpa isi sama saja dengan tulang tak berdaging. Jadi, isi (content) demikian penting.
Ada pula pendapat bahwa cara menuliskannya-lah yang terpenting. Mengapa? Karena, kendati sebuah tulisan yang sesungguhnya mengandung hal-hal berguna bagi pembaca namun jika tidak ditulis dengan baik, maka akan menjadi percuma. Tulisan yang tak disusun dengan baik — tidak menggunakan sistematika yang seharusnya, melupakan EYD, sama sekali tidak menghiraukan penalaran — seperti apa kira-kira jadinya? Kacau-balau, bukan? Orang pasti emoh membaca artikel semacam itu. Kalaupun, misalnya, ada yang bersedia membaca, tak ada sesuatu yang bisa dipetik dari sebuah tulisan yang telah “berhasil” membingungkan pembaca. Jadi, cara/teknik mengungkapkan pikiran melalui bahasa tulis juga sangat penting.
Akhirnya, mungkin kita sepakat bahwa bukan hanya “apa”-nya yang penting, bahkan juga “bagaimana”-nya pun urgen. Jadi, isi tulisan dan cara membahasakannya sama-sama penting, tak ada salah satu yang lebih penting di antara keduanya.
“Content is the king. Language is the queen,” ujar Jakob Oetama sebagaimana ditulis St. Sularto dalam buku “Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama”(Penerbit Buku Kompas, 2011: 265).
Selamat menulis sahabatku. Salam hangat.

( I Ketut Suweca , 6 November 2011).

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas