(Fiksimini) Pagi Ini dan Para Jaulah

Thursday, 22 March 2012

Seorang ibu sangat sayang sama anaknya. Lover Boy. Itulah pilem pagi ini di bioskop TransTv. Yang mana sudah saya tonton dua kali di tempat yang sama. Deru kendaraan melintasi jalan Lawu pagi ini. Rasanya dingin menyerang dan lapar. Mata seakan tak mau terpejam sejak beberapa hari kemarin. Aku nikmati saja pagi ini. Hingga kusandarkan tubuhku pada dinding tangga toko emas Roda Jaya itu.

"Buk buatin teh anget yah" pintaku pada Bu Tin.

Seperti biasa aku selalu ngeteh dan menghabiskan banyak pagi disana, warung Bu Tin depan toko emas persis. Sembari nonton televisi aku nikmati saja sruput demi sruput teh ini. Nikmat sekali. Acara yang selalu dinantikan adalah bioskop TransTv. Ngantuk juga rasanya. Meski kupaksakan untuk tetap terjaga.

Sudah jam 04:53 pagi. Aku masuk saja ke net. Seperti biasa, ngempi. Ada tiga reply yang masuk. Ku balas satu persatu. Lepas baju sebab suasana kok panas/sumug gitu. Sambil ngetik sekenanya.

Rasanya aku memiliki dua perasaan kini. Senang dan cemas. Senang karena bakal memliki sesuatu yang saya idamkan sedari dulu. Cemas bilamana itu takkan tercapai. Berharap saja pada hal yang terbaik buatku. Semoga saja.

Adzan Shubuh sebentar lagi berkumandang. Siap-siap menjemput diri pada kegersangan. Menelan udara pagi cerah begini. Suara kendaraan makin terdengar. Aku tak mau pagi ini sia-sia. Yeah seperti inilah pagi-pagiku. Menunggu matahari bersinar. Dan aku bersiap memejamkan mata ini barang sejenak.
-oo0oo-
Selasa sore hari pukul 15:00an aku kembali ke masjid Pelita. Disana kujumpai banyak orang/rombongan jaulah. Banyak kujumpai hal-hal baru. Dalam rombongan terdiri/terdapat dari berbagai golongan. Berbagai macam suku, khilafiyah, latar belakang ekonomi dan pangkat jabatan. Sungguh luar biasa tekad para jaulah itu. Aku sempat berkenalan dengan bang Arman, Bang Irfan, Bang Ridwan dan siapa aku lupa namanya. Mereka dari Lampung. Juga masih ada beberapa yang aku lupa namanya. Kesemuanya berasal dari daerah yang berbeda. Ada yang dari Lampung-Sumatra, Kalimantan, Indramanyu-Jawa Barat, Sulawesi dan lain sebagainya.

Jadi teringat aku akan musafir beberapa bulan yang lalu. Abu Halim Muhammad nama beliau. Malam itu sehabis 'Isya hari Rabu 16 April 2008. Sedianya beliau mau pergi ke salah satu ponpes di Jawa Timur. Beliau berasal dari Riau, Pekanbaru. Sudah berkeluarga. Beliau dulunya pernah bekerja pada salah satu perusahaan di Jakarta sama orang Jepang. karena tidak betah dengan suasana kerja, maka beliau memutuskan untuk keluar dari perkerjaannya demi menjaga agamanya. Singkat cerita beliau singgah di masjid Perum Pelita karena kehujanan. Singgah sejenak melepas lelah dan penat sekitar sore hari. Sehabis 'Isya kami terlibat perbincangan ringan. Lalu kami beranjak mencari makan saja. Meluncur saja kami ke arah terminal Tegalgede/Bejen. Kami memesan seporsi nasi goreng dan seporsi soto. Nikmat sekali rasanya waktu itu.

Selepas makan malam kami bergegas kembali ke masjid Pelita. Bintang berhati riang kala itu. Sungguh malam yang indah. Dalam perjalanan kami terlibat kembali sebuah percakapan ringan. Hingga sampailah kami di masjid. Lalu tak berapa lama kamipun beranjak tidur. Melelapkan penat ini.

Pagi menjelang. Udara segar kuhirup dalam-dalam. Aku berniat mencari makan pagi alias sarapan ke pasar Tegalgede. Kebetulan sudah lama aku tidak beli sarapan disana. Sekalian jalan-jalan pagi. Selesai sarapan beliau pamit hendak pergi melanjutkan perjalanan mencari kita suci eh ke Jawa Timur. Ada beberapa pesan yang saya tangkap dari beliau pak Abu Halim Muhammad.
  • iman dari hati
  • iman dari mulut
  • iman itu butuh pengorbanan
  • perbaiki agama selekas mungkin
Dari pengorbanan akan timbul perasaan...

-oo0oo-

Jarum jam berdetik tak tik tak tik. Sekitar pukul 2 siang. Aku beranjak tidur siang. Para jaulah juga istirahat siang. Terngiang tiga hal :
  • dakwah masuk hidup
  • hidup untuk dakwah
  • dakwah sampai mati
Akhirnya sehabis Ashar aku kembali kerja. Yah semoga saja saya bisa ikuti langkah mereka. Insya Allah.


Jan 7, '09 6:57 PM

*) Ekohm Abiyasa

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas