Catatan Singkat Menyaksikan Teater Peron Surakarta: BU JURAGAN di Teater Arena TBJT Solo, Rabu 12 Juni 2013

Thursday, 13 June 2013

Tatanan panggung yang apik memenuhi Teater Arena malam ini (Rabu, 12 Juni 2013). Sofa dan vas tertata memenuhi panggung. Sehingga mempengaruhi setting.

Credit buat pemeran Sayem, Paijo, Linmas, Bujang dan Bu Juragan. Mereka berperan sangat baik, meski semuanya juga bermain bagus. Terlebih buat Bu Juragan, sangat menguasai panggung.

Diawali film pendek perjalanan Paijo dan Sayem mencari Bujang. Sepedanya kebo-nya sempat dicuri orang lantaran mereka tinggal tidur di suatu tempat. Namun mereka berhasil mendapatkannya kembali sepeda itu. Ini hanya semacam guyonan yang menghibur. Nilai plus. Kemudian Paijo dan Sayem masuk ke panggung dengan sepedanya itu. Melanjutkan perjalanan dari film pendek tadi.

Jalannya Pementasan
Sebagai orang kampung, keterbelakangan pendidikan menjadi kendala dalam pola pikir Paijo, Sayem dan Bujang. Sayem menjadi penurut akan nafsu birahi orang-orang yang memanfaatkan tubuhnya secara "gratis". Dan Sayem tenang-tenang saja, bahkan menikmatinya. Hingga beranak lima dengan orang yang berbeda. Sayem dengan gaya ceplos dan keluguannya tidak menampakkan rasa penyesalannya akan hal itu. Sungguh itu memang terjadi di masyarakat pada pendidikan yang kurang/rendah. Saya memperhatikan juga realnya. Sungguh ironi.

Sayem (Ita) dan Paijo (Cahya) sebagai orang desa (Klaten, Jawa Tengah) mencari saudaranya, Bujang (Sandhi) di belantara kota Ibu Kota Jakarta. Sampai begitu nekatnya bersepeda onthel (pit kebo) menuju kota besar yang mereka sendiri ga tahu apa-apa. Dengan bermodal gambar sebagai penunjuk alamat, mereka mencari Bujang. Paijo dan Sayem (adiknya) mencoba mencari Bujang, lantaran ibunya Bujang kangen. Sampai di suatu taman kota, mereka bertemu seorang petugas hansip (Linmas) yang sedang melewati taman kota. Petugas Linmas, Jarot (Alifi) pun membangunkan mereka berdua yang sedang tidur karena kecapekan. Setelah menceritakan ihwal kedatangan mereka ke Jakarta (Jakarta Timur), Jarot pun membantu mereka dengan syarat Sayem menjadi istrinya. Mereka menerima syarat itu.

Bujang bekerja sebagai pembantu pada seorang wanita yang kaya, namun galak! Ia kerap disiksa dengan perkataan pedas dan amarah juragannya itu (Bu Juragan). Hingga pada suatu waktu, teman-teman Bu Juragan berkunjung ke rumahnya. Mereka memuji keindahan dan kebersihan rumah Bu Juragan. Bujang-lah yang melakukan itu semua. Setelah sedikit cerita bagaimana itu terjadi. Mereka kaget karena perlakuan Bu Juragan pada Bujang yang sering memperlakukan kasar seenaknya. Mereka-pun menasehati Bu Juragan agar Bujang diperlakukan sewajarnya. Namun dasar manusia keras batu, Bu Juragan malah marah mendengar nasehat mereka. Bu Juragan mengusir teman-temannya tersebut. Bujang-pun juga merasa sudah tak betah bekerja pada Bu Juragan. Lima tahun penderitaan Bujang berakhir. Bujang menerima tawaran bekerja pada salah seorang dari mereka.

Hingga pada akhirnya, Bu Juragan merasa ada yang hilang. Teriakan-teriakan memanggil Bujang sering lontarkan, padahal Bujang sudah pergi meninggalkannya.
"Bujaang! Bujaaaaang!"
Ia kesepian.
Bujang-pun merasa ada yang kurang juga. Ia merasa rindu pada teriakan-teriakan Bu Juragan. Bu Juragan dan Bujang gelisah. Bujang memutuskan kembali pada Bu Juragan. Akhirnya mereka bertemu kembali. Bujang merasa senang mendapati pembantu barunya Bu Juragan yang tak lain adalah Paijo dan Sayem, saudaranya dari kampung. Dan suami Sayem (Jarot) ternyata teman Bujang. Kegembiraannya berlipat setelah Bu Juragan mengutarakan niatnya untuk menjadikan Bujang sebagai suaminya.

Namun saya menemukan hal ganjil. Tidak menyinggung soal amanah "Ndoro Kakung" seperti sinopsis di atas. Rasanya tidak ada korelasinya (CMIIW). Dan saya tidak menyangka ini akan menjadi tema cinta.

Selamat berkarya dan berpentas lagi Teater Peron. Salam.

*) Ekohm Abiyasa

Penonton dan penikmat teater.

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas