Teruslah Menulis, Menulislah Terus

Sunday 14 October 2012

Oleh I Ketut Suweca

Mari kita tengok seorang balita yang sedang belajar berjalan. Ia tak langsung bisa berjalan seperti orang dewasa, bukan? Dia mungkin akan mulai dari belajar merangkak. Dia mencoba menyeimbangkan kedua kakinya saat bergerak. Setelah bisa merangkak, sedikit demi sedikit ia mencoba berdiri. Setiap kali mencoba berdiri, ia jatuh. Pantatnya berkali-kali terhempas ke lantai. Tapi, ia bangun lagi setiap kali terjatuh. Usaha yang berulangkali dari hari ke hari membuatnya bisa berdiri pada akhirnya. Tak puas hanya sekedar berdiri. Kali ini tiba saatnya mulai belajar melangkah. Dia pun mencoba melangkahkan kakinya satu satu. Pelan-pelan sekali. Badannya oleng dan ia pun jatuh. Begitu terus-menerus terjadi sampai akhirnya balita tadi benar-benar mampu melangkah dengan cukup sempurna. Senyum manis dan tawa kecil melengkapi kemenangannya!
 
Ketika menginjak sekolah dasar, mari kita lihat lagi anak ini belajar naik sepeda gayung. Mula-mula ia belajar menuntun sepedanya di gang kecil di depan rumah. Setelah itu, dia mencoba menaiki sepeda itu dan menggayungnya, dan belum berhasil. Dia jatuh berkali-kali. Beberapa kali lutut dan sikunya lecet lantaran berbenturan dengan permukaan beton di gang tempatnya berlatih. Latihan itu dilakukannya berulang-ulang tanpa putuas asa. Dan, apa hasilnya? Akhirnya ia berteriak gembira: “Aku bisa. Pa, Ma, aku bisa naik sepeda!”
 
Setelah si anak beranjak remaja, mari kita lihat bagaimana ia yang belajar berenang. Ia tidak belajar berenang dari buku-buku tentang teknik berenang. Dia langsung saja terjun ke air kolam yang cukup dangkal. Lalu, ia pun mencoba menggerak-gerakkan tangan dan kakinya. Berkali-kali dicoba, tapi belum berhasil. Tanpa pernah bosan, ia berlatih terus-menerus. Dan, akhirnya, suatu hari kemudian, remaja kita ini bisa berenang! “Horee, saya berhasil,” teriaknya yang didengar teman-teman seusianya. Ia tersenyum, manis sekali.
 
Apa kaitan cerita itu dengan aktivitas menulis? Jika ingin menjadi penulis, maka kita pantas belajar dari anak tersebut. Bagaimana ia belajar berjalan ketika masih balita, lalu belajar bersepeda ketika kanak-kanak, dan belajar berenang tatkala remaja. Hikmah yang dapat kita petik: perlunya latihan dan latihan. Kalau orang ingin menjadi penulis andal, tentu diperlukan kesediaan berlatih menulis secara terus-menerus. Tak bisa lain. Membaca buku-buku teknik menulis, walaupun perlu, tapi bakal tak banyak gunanya kalau kita tak kunjung menggoreskan tinta pena di atas kertas atau kalau kita tak mau membuat jemari kita ‘menari’ di atas tuts komputer.
 
Penulis 38 judul buku yang sebagaian besar best seller, Andrias Harefa, memiliki anjuran yang bagus. “Untuk menjadi penulis, yang diperlukan hanyalah kemauan. Anda bisa melakukannya saat ini juga. Ya, sekarang juga,” katanya. “Untuk menjadi penulis Anda hanya perlu melahirkan karya tulis. Jika hari ini tulisan Anda muncul di blog atau di milis atau di media manapun yang bisa dinikmati orang, maka dalam arti yang sederhana, Anda sudah jadi penulis. Jadi, apalagi yang Anda tunggu? Menulislah”, anjur pria pendiri Komunitas Writer Schoolen ini.
 
Menulis adalah pekerjaan melakukan, pekerjaan ‘action’. Jadi, tulis saja yang ingin ditulis. Apa itu dimaksudkan untuk sekedar mengeluarkan unek-unek di selembar kertas kecil, mengisi buku harian, mengisi blog, atau membuat artikel. Cita-cita menjadi penulis tak akan pernah tercapai kalau kita tak pernah menghasilkan tulisan. Mimpi menjadi penulis saja tak cukup. Yang lebih penting: berani mewujudkan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Untuk ini, tiada pilihan lain selain menulis dan menulis tanpa pernah berhenti. Kalau hasilnya belum sempurna, tak mengapa. Masih ada waktu untuk memperbaiki. Teruslah menulis dan menulislah terus.
 
Bagaimana pendapat Anda, para pembaca? 

Sumber http://economist-suweca.blogspot.com/2010/12/teruslah-menulis-menulislah-terus.html

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas