Poetry Battle: 170109

Thursday, 29 January 2009

menjelang senja
rona cakrawala jingga

menghinggap dalam pandang
sejagad remang
menghantar kenang

terusik dalamdalam dan kuatkuat dalam memori tua
tersimpan rapat dalam lemari
tergantung serobek memory
pekat
cekat
pasak tak terpatri

diam saja
hati ingin keluar menapak gunung bayang
terpaku
kaku
sekelebat
layang pandang
tak bergeming

lantas menuju ruang hampa
menatak aksara
yang tak bisa di eja

tersungkur jatuh meniup lilin gelap
tak bersua
tanganpun kelu
gelap
bermaya

berkerlipkerlip mengisyaratkan sesuatu
rahasia di balik
manisnya sembilu

mengenang membanjir di otak dan sepertinya menikamnikam
remuk rejam yang terus berkubang

sampai kapan duka berkumandang
miris meliris terus menggenang
tak tau kapan kan jadi
terang

tersungkur jatuh lagi dalam bayang
keluh dan peluhpun bermalam pada jurang

ya
rasanya hendak mengulangulang kesalahan
kesalahan
tak terulang namun nasib tak bisa di sayang

terbenam tenggelam segala kerinduan
rindu yg terus mencengkeram
sukma

Ruang Maya, 170109

*) Zarazy(tegak) - Ekohm Abiyasa(miring)

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas