Kutipan dari Prof. Dr. Priguna Sidharta Tentang Guru

Friday, 27 February 2015

"Kini sudah tidak berlaku lagi bahwa seorang guru merupakan sumber mutlak suatu pengetahuan. Seorang guru tetap berfungsi sebagai guru dalam arti luhur, jika ia dapat menghibahkan cara berpikir, cara belajar dan cara bersikapnya kepada anak didik dengan anjuran untuk pada gilirannya meneruskan apa yang telah diterimanya kepada generasi muda."

(Dari buku "Seorang Dokter dari Losarang: Sebuah Otobiografi Priguna Sidharta" Hal. 211. Terbitan PT Temprint tahun 1993) Dari Facebook Ekohm Abiyasa

"Seorang guru yang baik dalam ilmu bukanlah guru yang akan membuat anak didiknya menjadi duplikat dari pribadinya, tetapi adalah guru yang dapat melimpahkan cara berpikirnya kepada anak didiknya, di mana pada waktu anak didik ini akan menjadi penerus, dan seterusnya. Guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu, namun guru lebih mengarahkan dan menunjukkan mana yang baik dan berhasil bila dipelajari dengan tekun. Untuk itu kamu harus membentuk dirimu sendiri yang sesuai dengan perilaku kehidupanmu sendiri ketimbang mengagungkan pribadi gurunya yang mungkin tak sesuai dengan kehidupan dirimu sendiri. Menetapkan disiplin belajar adalah keharusan, namun bagaimana kamu melaksanakannya adalah kesadaran dan kelincahanan dirimu sendiri. Dari guru sekarang ini bolehlah ditimba pengalamannya dan pengetahuan praktisnya."

Ujar Dr. Sie Pek Giok alias Dr. Priguna Sidharta kepada muridnya, Dr. Santoso Sumorahardjo.
(Dari buku "Seorang Dokter dari Losarang: Sebuah Otobiografi Priguna Sidharta" Hal. 357. Terbitan PT Temprint tahun 1993) Dari Facebook Ekohm Abiyasa

Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Priguna_Sidharta 
Paper: https://sciencescape.org/author/84465864
Selengkapnya: Kutipan dari Prof. Dr. Priguna Sidharta Tentang Guru

Puisi Seharusnya

Thursday, 26 February 2015

"Puisi (seharusnya) mampu mengangkat keindahan lebih tinggi di atas kebenaran."

Sakutaro Hagiwara (1886-1942)

Sumber: Facebook Sofyan RH Zaid
Selengkapnya: Puisi Seharusnya

Tiga Puisi di Halaman Sastra Kalimalang Radar Bekasi (Sabtu, 21/02/15)

Saturday, 21 February 2015

Musim Giling Tebu

pukul sepuluh malam
telinga kecil merekam
bunyi mesin sebuah pabrik tebu
berjarak lapisan kenangan

musim penggilingan tebu
malam-malam itu

pukul sepuluh malam
nasib menyeru kami para pekerja
lembur mengguyur dapur kristal-kristal keringat

suara itu mendentam telinga
sampai usia kelewat amis
raga-raga pucat
meniup asap-asap hitam dalam lubang
corong penebar bau tak sedap

hidup bertanjak dingin
demi hari esok

musim penggilingan tebu
malam-malam itu

Surakarta, 2014


Dadu

kedua kakiku membeku
dikepung dingin

sebeku inikah hatimu?

aku tak pandai merayu
memilikimu seperti melempar sebuah dadu
angka-angka mujur sulit dipilih
angka-angka memilih tanpa tebang pilih

langkah-langkah tersesat!

Surakarta, 2014


Derita Tiada Habis

1
sepasang kaki mengitari halaman basah di musim meranggas
sepasang mata meliuk angkuh pada pukul sepuluh malam

2
kaki sudah tak tahan lagi pada panas pasir
lagu-lagu hanya sesaat mengayun pelan
di telinga tanpa masuk lebih dalam dan singgah lebih lama di jiwa
bukan,
semisal musim kering telah tuntas namun masih saja
terasa sama musim-musim berikutnya

Surakarta, 2014

Sumber: Facebook Zaeni Boli.
Selengkapnya: Tiga Puisi di Halaman Sastra Kalimalang Radar Bekasi (Sabtu, 21/02/15)

Foto-foto Ultah PAWON Sastra ke-8

Selengkapnya: Foto-foto Ultah PAWON Sastra ke-8

Baca Puisi di Ultah PAWON Sastra ke-8

Friday, 20 February 2015



 Bareng Mbak Ary S, kawan blogger Multiply. Enam tahun baru bertemu! Link foto.




Foto-foto oleh: Ary Sri Setyani
Selengkapnya: Baca Puisi di Ultah PAWON Sastra ke-8

Puisi dan Pantun buat PAWON Sastra Solo: Sewindu Perjalanan

Sewindu sudah perjalanan Pawon Sastra Solo. Seperti filosofi angka '8' yang tak putus-putus garisnya, tak putus-putus energi semangat beraksara. Semoga ini menjadi awal langkah yang lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya.

Biji Bertunas Tak Habis-habis

1)
turunlah kau, hujan yang angkuh
tenggelamkan manusia manusia congkak
saat ini tak lebih dari ujian perjalanan
yang sarat kerikil dan bebatu gunung
yang menggelinding menancap di punggung punggung

nyanyilah kau, kecoa kecoa kesepian
bareng bau tak sedap di sekelilingmu
tetaplah melenggang di lorong lorong sengang kota
jejak jejak miskin rasa bagi orang orang yang tak mengerti
sesungguhnya engkau ada di antara ketiadaan

2)
burung burung arungi waktu
sayap sayap yang tak letih mengepak
kenangan dan aksara tetap abadi
mengudara di angkasa labirin

kaki kaki kami melangkah lebih pelan dari sayap sayapnya
tangan tangan kami tak lebih cekatan dari patukan patukannya
namun, biarlah pergulatan ini menjadi penanda nanti bahwa
kami ada untuk dikenang
kami ada untuk dipertimbangkan!


Sewindu Perjalanan

perjalanan tak akan berhenti di sini
selayaknya biji biji yang terus bertunas di kebun teh atau kopi
dipetik orang orang yang merasa kesepian
dipetik anak cucu yang hampir kehilangan arah tujuan

pergulatan tak akan berakhir di sini
selayaknya hujan yang tak sudah sudah basahi kenangan
didekap keriangan aksara
digegap sewindu: tahun tahun suka duka!


Delapan Pantun Buat Pawon

1)
ada alun alun
di depan keraton
selamat ulang tahun
sastra pawon

2)
makan tomat di angkringan
minumnya teh botol sosro
sugeng milad ke delapan
pawon sastra solo

3)
mendung mendung enaknya ngopi
di angkringan kota solo
habis mandi dandan rapi
ada tumpengan di balai soedjatmoko

4)
pak rebo tetangganya pak kliwon
kuda lumping goyang goyang
sugeng ambal warso sastra pawon
maju terus dan berumur panjang

5)
sore sore dengar lagunya katy perry
habis itu walang kekek-nya waldjinah
pawon sastra semangat memberi
semoga berkah semoga berkah

6)
jalan jalan ke grojogan sewu
mampir beli apel di pasar tawangmangu
selamat menapak usia sewindu
sukses dan berjaya untukmu

7)
ingat ingat nasihat simbah
jangan tidur sore sore
ingat ingat hari ini pawon sastra ultah
makin dewasa dan makin kece

8)
awan hitam awan mendung
sebuah payung siap sedia
bila adik duduk termenung
tulis tulislah sesuatu buat buletin pawon sastra

Surakarta, 18 Februari 2015

Link: Facebook Ekohm Abiyasa
 
Foto: Yudhi Herwibowo
Link: http://pawonsastra.blogspot.com/2015/02/puisi-buat-pawon-sewindu-perjalanan.html
Selengkapnya: Puisi dan Pantun buat PAWON Sastra Solo: Sewindu Perjalanan

Kenduri Rindu, Tribute to Vanera el-Arj

Tuesday, 10 February 2015

Seorang kawan penyair yang lebih dulu berpulang kepada Ilahi.
http://www.scienamadani.org/2015/01/kenduri-rindu-mengenang-40-hari.html
http://www.scienamadani.org/2015/02/kenduri-rindu-cinta-kasih-dan-asmara.html

Acara bertajuk:
KENDURI RINDU, CINTA, KASIH, DAN ASMARA
(Mengenang 40 Hari Kepulangan Vanera el-Arj)
Kamis, 5 Februari 2015
Di Gubuk Jetak PeSaN-ALiD (Jl. Kauman Baqin 01/05, Gg. Gandul, Kp. Genius No. 147 desa Jetak, Wedung, Demak) 



Foto-foto lengkapnya: Facebook Sciena Madani dan Aloeth Pathi.

Berita:
KENDURI RINDU - KORAN WAWASAN. Sabtu, 7 Februari 2015. Hlm: 22
Portal NU 
http://radarsemarang.com/jawa-tengah-jogja/demak/kenduri-budaya-jalin-ikatan-persaudaraan/
Selengkapnya: Kenduri Rindu, Tribute to Vanera el-Arj

Cerita Dibalik MASASTRO

Sunday, 1 February 2015

Masastro
Malam Sastra Solo

30 Januari 2015 | Gerobak Cokelat Surakarta
https://www.youtube.com/watch?v=fbphqFz4QME
Selengkapnya: Cerita Dibalik MASASTRO

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas