Lone Ranger
para penjahat itu memotong jantung dan memakannya
mentah-mentah!
roh jahat terlahir di padang pasir
tawar menawar yang keras dengan kematian
tarian para pendosa
di rumah bordil yang menyala
seperti kandang ternak penuh lelaki
bertampang menyeramkan
memanggul senjata
kau lihat
di batu terkutuk itu
kuda-kuda berlarian
para pendosa itu tertawa
menertawai kebodohan kita!
perang tak akan memihak sesiapa
seperti sangkar tanpa burung tanpa kicau
ia telah bersembunyi dengan kematian!
buatlah orang-orang brengsek itu bertekuk lutut!
mereka harus membayar semuanya
burung gagak telah mati
sungai berwarna merah
rumah-rumah dibakar
namun pahlawan tak bisa mati
untuk kedua kali!
kuda hitam kuda putih
membawa mata angin di kakinya
menemu nasib di antara pasir-pasir
di lembah airmata
keadilan adalah lelaki
yang bisa menjaga dirinya sendiri
kesedihan berulang; sekali lagi!
penyesalan seperti laku bisu
menerka gerak kuda-kuda
para penjahat itu merenggutnya kembali!
Surakarta, Mei 2014
mentah-mentah!
roh jahat terlahir di padang pasir
tawar menawar yang keras dengan kematian
tarian para pendosa
di rumah bordil yang menyala
seperti kandang ternak penuh lelaki
bertampang menyeramkan
memanggul senjata
kau lihat
di batu terkutuk itu
kuda-kuda berlarian
para pendosa itu tertawa
menertawai kebodohan kita!
perang tak akan memihak sesiapa
seperti sangkar tanpa burung tanpa kicau
ia telah bersembunyi dengan kematian!
buatlah orang-orang brengsek itu bertekuk lutut!
mereka harus membayar semuanya
burung gagak telah mati
sungai berwarna merah
rumah-rumah dibakar
namun pahlawan tak bisa mati
untuk kedua kali!
kuda hitam kuda putih
membawa mata angin di kakinya
menemu nasib di antara pasir-pasir
di lembah airmata
keadilan adalah lelaki
yang bisa menjaga dirinya sendiri
kesedihan berulang; sekali lagi!
penyesalan seperti laku bisu
menerka gerak kuda-kuda
para penjahat itu merenggutnya kembali!
Surakarta, Mei 2014
Menyimak puisi berjudul 'Lone Ranger' yang dikirimkan oleh Ekohm Abiyasa ke Sastra Mata Banua, seperti:
/roh jahat terlahir di padang pasir
tawar menawar yang keras dengan kematian/
/para pendosa itu tertawa
menertawai kebodohan kita!/
/buatlah orang-orang brengsek itu bertekuk lutut!
mereka harus membayar semuanya/
/sungai berwarna merah
rumah-rumah dibakar
namun pahlawan tak bisa mati
untuk kedua kali!/
/menemu nasib di antara pasir-pasir
di lembah airmata/
/kesedihan berulang; sekali lagi!/
/para penjahat itu merenggutnya kembali!/
Dalam puisi tersebut, memang secara eksplisit tidak merujuk pada Gaza, tapi keadaan yang digambarkan Ekohm beberapa kata dalam larik puisi mengisyaratkan hal tersebut, yaitu melukiskan kekejamanzionis Israel kepada rakyat Gaza. Atau dapat pula dikaitkan dengan sepak terjang kekejaman ISIS.
Namun, memaknai dari judul puisi, maka akan merujuk dari sepak terjang AS (?) negara-negara padang pasir.(Araska Banjar)
Sumber: Facebook Sastra Mata Banua.
tawar menawar yang keras dengan kematian/
/para pendosa itu tertawa
menertawai kebodohan kita!/
/buatlah orang-orang brengsek itu bertekuk lutut!
mereka harus membayar semuanya/
/sungai berwarna merah
rumah-rumah dibakar
namun pahlawan tak bisa mati
untuk kedua kali!/
/menemu nasib di antara pasir-pasir
di lembah airmata/
/kesedihan berulang; sekali lagi!/
/para penjahat itu merenggutnya kembali!/
Dalam puisi tersebut, memang secara eksplisit tidak merujuk pada Gaza, tapi keadaan yang digambarkan Ekohm beberapa kata dalam larik puisi mengisyaratkan hal tersebut, yaitu melukiskan kekejamanzionis Israel kepada rakyat Gaza. Atau dapat pula dikaitkan dengan sepak terjang kekejaman ISIS.
Namun, memaknai dari judul puisi, maka akan merujuk dari sepak terjang AS (?) negara-negara padang pasir.(Araska Banjar)
Sumber: Facebook Sastra Mata Banua.
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)