Buat kamu yang suka baca (dan juga
nulis), bekerja di sebuah industri penerbitan pasti akan terasa sangat
menyenangkan. Karena kita akan melakukan berbagai pekerjaan yang sesuai
dengan minat.
Nah, jika sekarang kamu
menginginkan bisa bergabung ke dalam tim di sebuah penerbitan, tentunya
hal pertama yang harus kamu ketahui adalah jenis-jenis pekerjaan apa
saja yang tersedia di sana. Yuk, sekarang kita bahas berbagai jenis
pekerjaan yang ada dalam industri penerbitan.
Sebenarnya, penerbitan sama halnya dengan industri lain. Selain
direktur atau pimpinan perusahaan yang bertugas mengatur laju perusahaan
dan departemen di bawahnya, bagian-bagian yang idealnya ada dalam
sebuah industri (penerbitan dan industri lain) adalah formasi untuk:
1. Sekretaris
Tugas sekretaris di penerbitan relatif
sama dengan sekretaris di industri pada umumnya: mengurus surat masuk
dan keluar, melakukan kegiatan administratif, membuat catatan meeting
redaksi, dan seterusnya. Yang membedakan dengan industri lain adalah
tugasnya mengurus surat kerja sama penerbitan buku antara penulis dengan
penerbit. Terkadang, di beberapa penerbit, sekretaris juga bertugas
mengarsip naskah-naskah masuk, baik yang dikirim melalui email maupun printed out.
Namun, di penerbitan yang lain tugas ini menjadi tanggung jawab editor
akuisisi. Sekretaris bertanggung jawab secara langsung kepada pimpinan
perusahaan.
2. Keuangan
Tugasnya sama dengan bagian keuangan
pada umumnya; mengatur arus kas, membuat laporan penjualan, mengatur
gaji karyawan, dan seterusnya. Tentu saja yang membedakan dengan
industri lain adalah tugasnya menghitung dan membayar royalti penulis.
3. Personalia
Bagian ini juga relatif sama dengan
industri lain: mengurus karyawan, dari mulai absensi, hak cuti,
memberikan surat peringatan, dan seterusnya.
4. Pemasaran (Marketing)
Sama halnya dengan marketing di industri
lain, tugas marketing adalah memasarkan barang (dalam hal ini buku)
agar lebih banyak diketahui orang, kemudian dibeli. Di sebuah
penerbitan, marketing biasanya juga punya “suara” apakah sebuah buku
layak terbit atau tidak disesuaikan dengan selera pasar ataupun target
marketnya. Dalam hal ini, editor akuisisi biasanya akan presentasi
tentang sebuah naskah yang menurutnya layak terbit di depan bagian lain,
termasuk bagian marketing. Di zaman serba digital seperti ini,
tentunya tugas marketing semakin beragam, misalnya: membuat rencana
promo buku di sosial media, merencanakan program-program yang dijalankan
online, dan lain-lain.
5. Produksi
Bagian produksi biasanya dipimpin oleh
seorang yang disebut kepala produksi, dia bertanggung jawab penuh pada
jadwal cetak buku serta hasil cetakannya (apakah sudah sesuai dengan
yang diharapkan atau belum). Kepala produksi akan menjadi quality control atas
hasil cetakan buku-buku penerbitannya. Bagian produksi juga biasanya
jadi satu dengan artistik yang bertugas membuat cover dan atau me-layout naskah.
Jika penerbitan tersebut punya mesin cetak sendiri, kepala produksi
biasanya juga bertugas memimpin pegawai-pegawai di percetakan.
6. Distribusi
Bagian ini bertugas mendistribusikan
buku-buku yang sudah selesai dicetak. Dia akan berhubungan dengan
toko-toko buku konvensional dan juga toko buku online. Dia juga
bertugas memastikan bahwa stok buku di gudang penerbit cukup aman
sehingga tidak kehabisan stok jika ada toko yang melakukan repeat order. Jika
stok buku sudah mulai sedikit, dia harus melaporkan kepada kepala
produksi agar dipertimbangkan untuk segera cetak ulang. Sebaliknya, jika
buku di gudang terlalu banyak, dia akan berdiskusi dengan bagian
marketing untuk membuat event-event tertentu agar stok buku cepat berkurang.
Yup, itulah enam bagian di industri buku
yang tugas dan fungsinya hampir sama dengan industri lainnya. Dalam
sebuah penerbit yang sudah besar, keenam bagian tersebut punya
sub-bagian lagi, misalnya Kepala Bagian Keuangan yang membawahi:
penjualan, pembelian, accounting, dan lain-lain. Ataupun Manajer Marketing yang membawahi: promosi, sales, digital marketer,
dan lain-lain. Ada juga penerbit yang menambahkan bagian artistik
menjadi sebuah departemen sendiri. Namun, di beberapa penerbit bagian
artistik juga terkadang masuk dalam bagian redaksional.
Nah, masih ada satu bagian yang paling
membedakan dengan industri lain, yaitu: REDAKSI. Bagi penerbitan yang
sudah berskala besar, redaksi akan di bagi menjadi dua, yaitu: redaksi
fiksi dan redaksi nonfiksi. Masing-masing dipimpin oleh seorang yang
disebut kepala redaksi fiksi dan kepala redaksi nonfiksi. Tugas para
kepala ini adalah mengatur dan memastikan bahwa semua pekerjaan sesuai
dengan yang direncanakan, bertindak sebagai penghubung antara editor
dengan bagian-bagian lain di perusahaan, dan seterusnya.
Kepala redaksi membawahi berbagai macam
editor dengan tugas yang berbeda-beda. Sebelum kita masuk tentang
macam-macam jenis editor, mari kita flash back terlebih dahulu tentang dunia penyuntingan atau dunia editing ini.
Editor ada dalam dunia penerbitan buku
di Indonesia sudah ada sejak 1890. Waktu itu, pekerjaan penyuntingan ini
tidak dilakukan oleh pribumi, tapi oleh orang Belanda dan Tionghoa.
Pendidikan editing di Indonesia sendiri baru ada sampai setingkat D3,
bermula tahun 1980-an di Universitas Padjadjaran Bandung dengan program
studi “Editing” serta program studi “Penerbitan” di Politeknik Negeri
Jakarta.
Tidaklah mengherankan kalau
editor-editor sekarang banyak yang belajar secara outodidak karena
memang belum pupulernya program studi editing ini. Sepengetahuan saya,
belum ada tingat S1 untuk jurusan penyuntingan/editing (cmiiw). Pada
perkembangannya, pekerjaan editor banyak didominasi lulusan sastra
karena dianggap paling “dekat” dengan program studi editing. Tentu saja,
selain karena program studi editing biasanya masuk dalam Fakultas
Sastra, juga karena di jurusan sastra (terutama sastra Indonesia) juga
ada mata kuliah yang mempelajari tata bahasa, kesusastraan, dan
lain-lain.
Namun, seiring berkembangnya zaman,
dunia editing tidak melulu dihuni oleh lulusan sastra. Hal ini bukanlah
sebuah kemunduran atau sebaliknya, menurut saya hal ini wajar-wajar
saja, karena pada dasarnya kaidah kebahasaan, EYD, dan tata bahasa bisa
dipelajari. Yang lebih dibutuhkan di dunia editor menurut saya adalah
pengetahuan yang luas dan juga kepekaan terhadap bahasa. Setuju? :)
Berikut adalah jenis-jenis pekerjaan di bagian redaksi sebuah penerbitan:
1. Pimpinan Redaksi (Editor in Chief)
Bertugas mengelola bagian editorial:
merancang tema buku yang akan diterbitkan, membuat dan memastikan skedul
penerbitan buku sesuai jadwal, memberi keputusan berkaitan dengan
editorial, dan mengatur bagian-bagian di bawahnya.
2. Redaktur Pelaksana (Managing Editor)
Managing Editor merupakan wakil dari editor in chief, bertugas memastikan bahwa semua rencana yang berkaitan dengan bagian redaksi bisa terlaksanan sesuai yang direncanakan.
3. Senior Editor
Senior editor atau biasa disebut dengan
“editor” saja, bertugas melakukan penyuntingan substantif terhadap
sebuah naskah yang siap terbit. Editor juga bertugas memberi saran atas
perwajahan (cover) buku yang diedit. Selain itu, dia juga biasanya
membuat sinopsis buku yang akan diletakkan di back cover. Bersama editor akusisi, editor juga bertugas mencari naskah untuk diterbitkan. Editor merupakan
jembatan yang menghubungkan penulis, penerbit dan pembaca. Dia harus
membuat karya penulis lebih bagus, pembaca puas, dan penerbit untung.
:)
4. Editor Akuisisi (Acquisition editor)
Editor akusisi bertugas menyeleksi
naskah-naskah masuk dan memberi keputusan apakah naskah tersebut layak
terbit atau tidak. Editor akuisisi akan banyak berhubungan dengan
penulis, karena dia adalah “orang pertama” yang disapa penulis ketika
mengirimkan naskah. Editor akuisisi juga bertanggung jawab terhadap stok
naskah siap terbit, jadi jika stok naskah semakin sedikit, dia juga
bertanggung jwab untuk mencari naskah.
5. Pemeriksa Aksara (Copy Editor)
Copy editor biasa disebut dengan proof reader ataupun sering disebut dengan pemeriksa aksara. Copy editor bertugas melakukan tugas teknis pengeditan berupa perbaikan dan pemeriksaan naskah sesuai kaidah yang berlaku. Pekerjaan copy editor
meliputi: memeriksa kesalahan penulisan (tanda baca, ejaan, dsb),
memeriksa konsistensi dalam penulisan, memeriksa apakah semua bagian
dalam buku yang diedit sudah sesuai dengan fakta terbaru atau belum
(untuk buku nonfiksi), dan seterusnya.
6. Right Editor
Right editor bertugas mengurus
hal-hal yang berkaitan dengan hak cipta, International Standard Book
Number (ISBN), Katalog Dalam Terbitan (KDT), dan hal-hal yang berkaitan
dengan hukum lainnya, seperti misalnya berhungan dengan penerbit utama
ketika penerbitannya akan menerjemahkan buku luar.
7. Picture Editor
Editor ini bertugas melakukan urusan
visual grafik dalam sebuah buku yang akan diterbitkan, meliputi:
lukisan, tabel, foto, diagram, dll. Dia meneliti apakah ukuran tabel
sudah sesuai, desain sudah bagus, setting sudah cocok, sampai memilih kertas agar hasil cetakannya sesuai dengan yang diharapkan.
Yup, itu dia tujuh posisi yang ada pada
bagian redaksi sebuah penerbitan. Posisi tersebut mengacu pada
penerbitan-penerbitan yang ada di negara maju yang pembagian tugasnya
sudah jelas. Yes, idealnya seperti itu, tentu saja masing-masing
penerbit punya alasan tersendiri akan memakai atau menggabungkan bagian
editor mana saja, disesuaikan dengan kebutuhannya.
Jadi, kalau kamu memang sudah memiliki
niat bekerja di dunia penerbitan, mungkin ada baiknya mulai sekarang
kamu mempersiapkan diri. Kira-kira apa yang bisa kamu lakukan agar
pekerjaan impian di industri buku bisa kamu raih? Tulisan selanjutnya
akan kita bahas tentang syarat-syarat menjadi seorang editor di penerbit
serta kode etik penyuntingan buku.
Sumber:
http://www.stilettobook.com/index.php?page=artikel&id=82