Lima Puisi Ekohm Abiyasa di Koran Merapi edisi Minggu Kliwon, 13 Oktober 2013

Sunday, 13 October 2013

*Scan menyusul

Menunggu Hujan

ada yang memanggil
sebuah aroma asing
aku mengunci kedua telinga

tercium pada gigil
dan rindu yang gagal

jam dinding berkata kepadaku
"kau sedang menunggu siapa?"

aku menunggu hujan
supaya hilang ingatan
dan aroma-aroma ini

22 Juli 2013


Keping Waktu

pada keping waktu ke sekian
kau tabur wajah bulan
hujan yang menuntun langkah kaki

pada almanak dan labirin kenakalan
kau berjalan; pada arah yang kita hafal
jalan sunyi menuju pulang matahari

14 Juli 2013


Ingatan

kau mengalirkan ingatan-ingatan hilang
ke muara air dukamu itu
mengendap di kepala
kemudian kau menghilang
menghilang lagi

huh!

Juli 2013


Diary Pedih

beberapa kalimat
di kertas-kertas putih
menyalin darah di tubuh

ada yang hilang
seruas rindu
di hati

malam yang tak usai merapikan catatan-catatan dosa
di lembah getir; dadaku

beberapa malam tumpas oleh kalimat-kalimat itu
masih berkisah tentang pedih
hidup dan sunyi
bersama sungai-sungai nafsu

awan tak pernah berhasil memburu
detik hujan malam-malamku

Surakarta, 11 Juli 2013


Benar-benar Gila

terkadang aku menjadi gila
mengatakan embun
itu salju
menyukai bunga
itu duri
menulis puisi
itu kematian

tidak,
aku benar-benar gila

Surakarta, September 2013

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas