Kulihat orang itu diseberang jalan. Sembari menunggu seseorang/sesuatu
sepertinya. Entahlah, hujan kala itu begitu menderas secara tiba-tiba.
Ternyata seseorang itu tak dapat melihat matanya alias tuna netra. Seseorang itu menunggu seseorang yang mungkin temannya. Lalu menyeberanglah mereka. Seseorang itu memukul-mukulkan tongkat kecilnya kedepan. Bagai mata bantu buat seseorang itu.
Ternyata seseorang itu tak dapat melihat matanya alias tuna netra. Seseorang itu menunggu seseorang yang mungkin temannya. Lalu menyeberanglah mereka. Seseorang itu memukul-mukulkan tongkat kecilnya kedepan. Bagai mata bantu buat seseorang itu.
***
Sayup-sayup suara adzan Isya terdengar kala hujan itu. Aku lelah menanti riputnya matahari. Diam hening. Temanku baru saja masuk kedalam toko 'Stream' buat beli sesuatu. Entahlah.
Hujan mereda menelanku dalam larut. Akupun berjalan. Menuju keabadian. Dunia ini hanya sementara. Kurasakan saja.
Karanganyar, 7 Juni 2009
Ketika hujan gelap itu mengguyur tiba-tiba. Aku terjebak dalam dua dunia.
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)