Chapter 10: Tentang Hujan, Orang Buta dan Dunia yang Membutakan

Sunday, 2 June 2013

Kulihat orang itu diseberang jalan. Sembari menunggu seseorang/sesuatu sepertinya. Entahlah, hujan kala itu begitu menderas secara tiba-tiba.

Ternyata seseorang itu tak dapat melihat matanya alias tuna netra. Seseorang itu menunggu seseorang yang mungkin temannya. Lalu menyeberanglah mereka. Seseorang itu memukul-mukulkan tongkat kecilnya kedepan. Bagai mata bantu buat seseorang itu.
***

Sayup-sayup suara adzan Isya terdengar kala hujan itu. Aku lelah menanti riputnya matahari. Diam hening. Temanku baru saja masuk kedalam toko 'Stream' buat beli sesuatu. Entahlah.

Hujan mereda menelanku dalam larut. Akupun berjalan. Menuju keabadian. Dunia ini hanya sementara. Kurasakan saja.

Karanganyar, 7 Juni 2009

Ketika hujan gelap itu mengguyur tiba-tiba. Aku terjebak dalam dua dunia.

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas