di negeri ini
para pelayan mengenyangkan perut sendiri
sebelum para tuannya mengunyahnya
makanan cepat saji
di negeri ini
para badut berlomba mencari hidungnya yang terlepas
di curi kawannya sendiri ketika ia menyorakkan nurani semu
badut senayan melawan badut jalanan
seperti seteru abadi, manusia dan setan
di negeri ini
seorang pahlawan muncul di layar televisi
ia beretorika tentang keadilan dan kesejahteraan rakyat
tapi saya heran, pahlawan lain bermunculan
dengan aneka rupa topeng dan kalimatkalimat manis
rakyat sudah paham hai pahlawan
dan pahlawan sesungguhnya tenggelam begitu saja
namun perlahan rakyat sudah menduga, kebaikan akan selalu menang
semut melawan gajah
begitu gagah kiranya pertempuran
masih di layar kaca kita masingmasing
di negeri ini
cerita banyak sekali untuk di tulis atau sekedar dicerna
babak demi babak tersaji
masih di layar kaca kita masingmasing
akhirnya kita tahu siapa para badut sialan itu
mereka bersemayam dalam sangkar besar
senayan orang bilang
di negeri ini
konon suarasuara kita akan tercengkeram
disumpal dengan undangundang sesat yang dibikin para badut itu
setiap perlawanan dan suara kritik adalah peluru
namun sejatinya kita adalah pejuang nasib negeri ini
Indonesia!
di negeri ini
heranku semakin menjadi
para badut masih bermain sinetron
pencitraan terselubung oleh media
bermain apik sekali memerankan lakon
namun kami adalah rakyat pintar
hai tuan badut untuk apa omong kosong ini?
apakah perutmu selalu lapar?
mulut kami lebih lapar dari yang kalian kira
Jakal KM 14 Jogja, 25 Oktober 2012
Catatan:
Dimuat Buletin Pawon Sastra, 14 Februari 2013
para pelayan mengenyangkan perut sendiri
sebelum para tuannya mengunyahnya
makanan cepat saji
di negeri ini
para badut berlomba mencari hidungnya yang terlepas
di curi kawannya sendiri ketika ia menyorakkan nurani semu
badut senayan melawan badut jalanan
seperti seteru abadi, manusia dan setan
di negeri ini
seorang pahlawan muncul di layar televisi
ia beretorika tentang keadilan dan kesejahteraan rakyat
tapi saya heran, pahlawan lain bermunculan
dengan aneka rupa topeng dan kalimatkalimat manis
rakyat sudah paham hai pahlawan
dan pahlawan sesungguhnya tenggelam begitu saja
namun perlahan rakyat sudah menduga, kebaikan akan selalu menang
semut melawan gajah
begitu gagah kiranya pertempuran
masih di layar kaca kita masingmasing
di negeri ini
cerita banyak sekali untuk di tulis atau sekedar dicerna
babak demi babak tersaji
masih di layar kaca kita masingmasing
akhirnya kita tahu siapa para badut sialan itu
mereka bersemayam dalam sangkar besar
senayan orang bilang
di negeri ini
konon suarasuara kita akan tercengkeram
disumpal dengan undangundang sesat yang dibikin para badut itu
setiap perlawanan dan suara kritik adalah peluru
namun sejatinya kita adalah pejuang nasib negeri ini
Indonesia!
di negeri ini
heranku semakin menjadi
para badut masih bermain sinetron
pencitraan terselubung oleh media
bermain apik sekali memerankan lakon
namun kami adalah rakyat pintar
hai tuan badut untuk apa omong kosong ini?
apakah perutmu selalu lapar?
mulut kami lebih lapar dari yang kalian kira
Jakal KM 14 Jogja, 25 Oktober 2012
Catatan:
Dimuat Buletin Pawon Sastra, 14 Februari 2013
3 Komentar:
di negeri ini, smua adalah imajinasi...
khayalan belaka?
hehe, iya smacam gitu, yg bagus2 tuh cmn imajinasi, badut2 beretorika aja hihi gt kali ya bang. puisiny tuh bikin mikir jngn ampe jd badut.. dalem..
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)