Sedianya pakai cover ini. |
Akhirnya pakai yang ini. Sumber gambar. |
Cover LENTERA SASTRA II, Kumpulan Puisi Penyair Lima Negara Asia Tenggara + Taiwan & Hongkong.
Menyeleksi ribuan puisi dari ratusan penyair bukan persoalan mudah. Terlebih lagi penyair yang mengirim karyanya dari berbagai negara yang pastinya memiliki bahasa berbeda. Dikarenakan itulah, kami memahami betul betapa keputusan ini tidak akan memuaskan semua pihak. Tetapi kami juga meyakini, kawan-kawan penyair sudah memahami bahwa lolos atau tidak lolos dalam proses penyeleksian bukan alasan untuk kecewa, melainkan alasan untuk terus meningkatkan kreativitas kekaryaannya.
Adapun kreteria umum yang digunakan untuk menyeleksi melingkupi beberapa aspek, yakni:
1) Kreativitas, kreativitas berkaitan dengan cara melihat suatu keadaan
dan menjadikannya puisi yang menarik. Ada penyair yang mengangkat
tema-tema berat sementara dari puisinya kadang tidak sanggup mengangkat
bobot seberat yang diinginkan tema. Sehingga pesan yang ingin
disampaikan menjadi bias atau kekuatan ruh puisi yang hilang. Ada pula
yang mengangkat puisi dari hal-hal sederhana tetapi sanggup membawa
bobot pesan yang memukau.
2) Orisinalitas,
kemurnian puisi tentu saja harus dipahami setelah menerim pengaruh dari
bahan bacaan serta pengaruh lainnya. Setelah itu barulah berbicara
kemurnian. Yakni tidak menggunakan karya orang lain atau menyalin
sebagian apa lagi keseluruhan puisi orang lain.
3) Musikalitas, rima dan irama puisi terjaga (tidak patah) sehingga
pembaca tidak merasa tenggorokannya tersedak lantaran puisi tiba-tiba
kehilangan musikalitasnya. Hal ini mohon tidak dipahami sebagaimana
rima pada puisi-puisi lama. Melainkan musikalitas pada kadar puisi
kekinian.
4) Kepaduan, yang dimaksud kepaduan
adalah keterjagaan tema dalam larik dan bait yang dibuat. Serta logika
puitik yang masih mungkin dapat diterima.
5) Unik, dalam proses penyeleksian yang paling menyulitkan adalah memilih
karya yang sesungguhnya sama bagu, sama indah, dan sama-sama memiliki
kekuatan ruh penuh. Akan tetapi di lain sisi, tema yang diangkat
sama, cara melihat sebuah tema juga sama, bahkan cara penulis
memposisikan dirinya dalam puisi juga sama. Inilah yang akhirnya
membuat kami harus memilih di antara kesamaan itu, yakni hanya satu di
antaranya yang kami pilih.
6) Dan kelima (seharusnya keenam) adalah
memberikan kepercayaan kepada penyair-penyair muda yang potensial
untuk turut masuk dalam antologi ini. Karena kami sangat percaya
bahwa perlu ada ruang bagi penyair-penyair muda untuk mempublikasikan
karya-karyanya.
Dari beberapa kriteria tersebut menghasilkan pertimbangan dari berbagai hal sehingga muncul nama-nama berikut:
- Abdullah Tahir = Tutong - Brunei Darussalam
- Abdullah Abdul Rahman = Ipoh - Malaysia
- Abdul Malik = Medan - Indonesia
- Achmad Sultoni = Cilacap – Jateng-Indonesia
- Adri Sandra = Paya Kumbuh - Padang-Indonesia
- Ady Harboy = Medan - Sumut - Indonesia
- Ahmad Ahnaf - Kuala Lumpur - Malaysia
- Ahmad Sirajudin Mohd Tahir = Perak – Malaysia
- Aini Sekar Arum = BMI - Formosa – Taiwan
- Aldi Istanzia Wiguna = Ciparay - Bandung – Indonesia
- Alhusni Husni = Kajhu - Aceh - Indonesia
- Ampuan Awang = Kinabalu - Malaysia
- Arafat AHC = Demak-Jateng-Indonesia
- Ari Witanto = DI Yogyakarta – Indonesia
- Arsyad Indradi = Banjarbaru - Kalsel - Indonesia
- Asrul Irfanto = Bojonegoro – Jateng-Indonesia
- Aulia Nur Inayah = Tegal - Jateng - Indonesia
- Ayat Khalili = Madura – Jatim-Indonesia
- Ayu Cipta=Tangerang-Banten-Indonesia
- Azmi Nordin = Kelantan – Malaysia
- Badruddin SA = Madura-Jatim-Indonesia.
- Bambang Eka Prasetya = Magelang - Jateng – Indonesia
- Bagus Burhan = Kudus - Jateng-Indonesia
- Che Fauziah binti Idrus=Malaysia
- Chipz Mirza Sastroatmodjo = Kudus-Jateng-Indonesia
- Darman D Hoeri = Malang - Jatim - Indonesia
- Dedet Setiadi = Magelang - Jateng - Indonesia
- Deodatus D Parera = Kupang-Indonesia
- De Kemalawati = Aceh - Indonesia
- Didi Pengeja Adabi = Hang Tuah-Malaysia
- Dimas Arika Mihardja = Jambi - Indonesia
- Dimas Indiana Senja = Brebes - Jateng - Indonesia
- DR. TRI Budhi Sastrio = Sidoarjo = Jatim-Indonesia
- Ega Setyatama = Cilegon - Banten - Indonesia
- Ekohm Abiyasa = Karanganyar - Jateng-Indonesia √
- Eni Meiniar Gito = Rejang Lebong - Bengkulu - Indonesia
- En Kurliadi NF = Kranji - Bekasi Barat-Indonesia
- Fajar Timur = Tangerang - Banten - Indonesia
- Farida Sundari = Sidorejo Hilir - Medan – Indonesia
- Gabriel Kim Juan = Labuan - Malaysia
- Gampang Prawoto = Bojonegoro - Jatim - Indonesia
- Gia Setiawati Nesa = Kotamobagu - Gorontalo – Indonesia
- Gie Ferdiyan = Cilegon - Banten - Indonesia
- Helfi Hendri Hanif = Jakarta - Indonesia
- Helin Avinanto / Helin Supentul = Ngawi-Jatim-Indonesia
- Hesti Sartika = Medan - Sumut- Indonesia
- Irham Kusumah = Bandung-Jabar-Indonesia
- Irna Novia Damayanti = Purbalingga - Jateng– Indonesia
- Isroni Muhammad Zulfa = Banyumas – Jateng-Indonesia
- Jay Wijayanti = BMI - Taipei - Taiwan
- Julia Asviana = Pontianak - Kalbar - Indonesia
- Kamaria Bte Buang = Singapura
- Khaziah Bte Yem = Singapura
- Khoer Jurzani = Sukabumi - Jabar-Indonesia
- Kurnia Hidayati = Batang - Jateng - Indonesia
- Lalu Muhammad Syamsul Arifin = Lombok - NTT – Indonesia
- Lintang Panjer Sore = BMI - Hongkong
- Mahlis Tompang = Malaka – Malaysia
- Mahroso Doloh = Patani - Thailand
- Marina Novianti = Bogor-Jabar-Indonesia
- Mohd Ayadi = Kelantan - Malaysia
- Muh Ali Sarbini = Gresik - Jatim– Indonesia
- Muhammad Asqalani Eneste = Riau-Indonesia
- Muhammad Gusti Kurniawan / Zulkifli = Jambi -Indonesia
- Muhammad Lefand = Jember - Jatim - Indonesia
- Muhammad Rinaldy = Palembang – Indonesia
- Nastain Achmad Attabani = Tuban - Jatim-Indonesia
- Niam At-Majha = Kudus - Jateng - Indonesia
- Nordita Bte Taib = Singapura
- Norjanah MA = Pinang - Malaysia
- Nova Linda = Pekan Baru - Indonesia
- Nurhadi = Kendal - Jateng - Indonesia
- Okto Muharman = Batu Hampar - Sumbar-Indonesia
- Oscar Amran = Bogor - Jabar - Indonesia
- Puspita Ann = Solo-Jateng-Indonesia
- Retno Handoko = Sumut-Indonesia
- Riyanto = Purwokerto - Jateng - Indonesia
- Rohani Din = Toa Payuh - Singapura
- Roslan Syarif = Selangor - Malaysia
- Rosnani Ahmad = Kedah - Malaysia
- Ruhyati = Indramayu - Jabar - Indonesia
- Sani La Bise = Sabah - Malaysia
- Seruni Tri Padmini = Solo - Jateng-Indonesia
- Sharimi Che Rus = Kedah - Malaysia
- Sofyan rh Zaid = Bekasi – Jabar-Indonesia
- Sri Wintala Achmad = Cilacap - Jateng-Indonesia
- Sus Setyowati Hardjono = Sragen - Jateng - Indonesia
- Syaki Zanky = DI. Yogyakarta – Indonesia
- Syafrein Effendi Usman = Malaka - Malaysia
- Tara Pangestu = BMI - Hongkong
- Trisnatun Mpd = Aji Barang - Jateng - Indonesia
- Ummi Marsheyta = Malaysia
- Vanera El Arj = Wonosobo - Jateng - Indonesia
- Winarni Dwi Lestari = Karawang - Jabar – Indonesia
- Winarno Jumadi = Bandung – Jabar-Indonesia
- WYAZ Ibnu Sinentang = Ketapang - Kalbar - Indonesia
- Yasintus T Runesi = Cilandak - Jakarta – Indonesia
- Yudi Damanhuri = Tangerang - Banten - Indonesia
- Yupnical Saketi = Jambi – Indonesia
- Zen AR = Sumenep - Jatim – Indonesia
Antologi ini akan diterbitkan pada
Sumber gambar: Facebook Nurhadi. |
Komunitas Puisikan Bait Kata Suara, 20 Januari 2014.
TTD KURATOR:
1. Ka Tyo (Penyair, Pembina Lentera Foundation, Jakarta, Indonesia)
2. Muhammad Rois Rinaldi (Penyair, Pimred Tabloid RR, Cilegon, Indonesia)
3. Noor Aisya (Penyair, Pembina PBKS & Pendiri Lentera Faoundation, Singapura)
MENGETAHUI:
- Sonny H. Sayangbati (Penyair, Penasehat PBKS & Lentera Foundation, Jakarta, Indonesia)
- Yatim Ahmad (Penyair, Penasehat PBKS, Wartawan Sabah, Malaysia)
- Mahbub Junaedi (Penyair, Pembina PBKS, Bumi Ayu, Indonesia)
DAN SELURUH PENGURUS PBKS
- Bard Vilanova (Penyair, Distributor PBKS, Malaysia)
- Ezah Nor (Penyair, Desain Grafis PBKS, Malaysia)
- Comic Comot (Penyair, Kontributor PBKS, Malaysia)
- Fahmi Mcsalem (Penyair, Kontributor, Pasuruan, Indonesia)
- Luluk Andrayani (Penyair, Kontributor PBKS, Hongkong)
Sumber Facebook Muhammad Rois Rinaldi.
Info berita di tempo.co Senin, 20 Januari 2014 | 12:56 WIB
TEMPO.CO, Tangerang -
Sebanyak 101 penyair berasal dari Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura, dan Thailand lolos dalam seleksi penerbitan
antologi puisi Asia Tenggara yang sedianya akan diluncurkan pada Juni
mendatang di Indonesia.
Seleksi antologi puisi yang dilakukan komunitas Puisikan Bait Kata Suara ini menyaring ribuan karya penyair muda dari berbagai negara, termasuk penyair Indonesia yang bermukim di Taiwan dan Hong Kong.
Menurut salah seorang kurator asal Indonesia, Muhammad Rois Rinaldi, penyeleksian karya ini terhitung tidak mudah karena beragam karya ditulis dengan bahasa berbeda. Namun, kata Rois, yang merupakan penyair muda asal Cilegon, Banten, ini, kurator memilih karya bersandar pada kriteria dengan berbagai aspek, seperti kreativitas, orisinalitas, musikalitas, dan unik.
"Ada penyair bermaksud mengangkat tema berbobot, namun apa daya kekuatan roh puisi hilang lantaran tidak sebanding dengan tema yang diangkat, sehingga pesan tidak sampai kepada pembaca. Sebaliknya, ada pula penyair dengan tema sederhana namun sanggup membawa pesan yang memukau," ujar Rois kepada Tempo, Senin, 20 Januari 2014.
Seleksi juga memfokuskan kepada penyair muda yang dari segi kemapanan kepenyairan belum terlalu kuat di negaranya, namun produktivitas karya terus bergulir hingga saat ini. Sejumlah penyair Indonesia yang lolos dalam seleksi ini antara lain Bambang Eka Prasetya (Magelang), Arsyad Indradi (Banjar Baru, Kalimantan Selatan), Ayu Cipta (Tangerang, Banten), Dimas Arika Mihardja (Jambi), Dimas Indiana Senja (Brebes, Jawa Tengah), Ekohm Abiyasa (Karanganyar, Jawa Tengah) Sus Setyowati Hardjono (Sragen, Jawa Tengah), dan sejumlah penyair lain.
Sedangkan sejumlah penyair dari negara lain seperti Abdullah Tahir (Tutong, Brunei Darussalam), Nordita Bte Taib (Singapura), Mahroso Doloh (Patani, Thailand), dan Che Fauziah binti Idrus (Malaysia).
Yang menarik, para penyair Indonesia yang masuk antologi puisi ini aktif tergabung dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi. Sebuah gerakan yang terus digelorakan para penyair Indonesia dalam penolakan korupsi di Tanah Air. Mereka juga gencar membacakan karya puisi antikorupsi dengan cara berkeliling dari kota ke kota di Indonesia dengan biaya pribadi.
Antologi puisi ini sedianya merupakan antologi puisi kedua. Untuk antologi pertama diluncurkan di Batu Muda, Kuala Lumpur, pada 2013 lalu. Berikutnya, setelah Indonesia, antologi ini akan diluncurkan di Singapura. (Ayu Cipta)
Berita serupa juga diposting di id.berita.yahoo.com
http://www.jendelasastra.com/berita/pengumuman-hasil-seleksi-antologi-puisi-penyair-lima-negara
Baca juga: http://serampaikata.blogspot.com/2014/06/pertemuan-penyair-asia-tenggara-dan.html
Surat undangan:
Seleksi antologi puisi yang dilakukan komunitas Puisikan Bait Kata Suara ini menyaring ribuan karya penyair muda dari berbagai negara, termasuk penyair Indonesia yang bermukim di Taiwan dan Hong Kong.
Menurut salah seorang kurator asal Indonesia, Muhammad Rois Rinaldi, penyeleksian karya ini terhitung tidak mudah karena beragam karya ditulis dengan bahasa berbeda. Namun, kata Rois, yang merupakan penyair muda asal Cilegon, Banten, ini, kurator memilih karya bersandar pada kriteria dengan berbagai aspek, seperti kreativitas, orisinalitas, musikalitas, dan unik.
"Ada penyair bermaksud mengangkat tema berbobot, namun apa daya kekuatan roh puisi hilang lantaran tidak sebanding dengan tema yang diangkat, sehingga pesan tidak sampai kepada pembaca. Sebaliknya, ada pula penyair dengan tema sederhana namun sanggup membawa pesan yang memukau," ujar Rois kepada Tempo, Senin, 20 Januari 2014.
Seleksi juga memfokuskan kepada penyair muda yang dari segi kemapanan kepenyairan belum terlalu kuat di negaranya, namun produktivitas karya terus bergulir hingga saat ini. Sejumlah penyair Indonesia yang lolos dalam seleksi ini antara lain Bambang Eka Prasetya (Magelang), Arsyad Indradi (Banjar Baru, Kalimantan Selatan), Ayu Cipta (Tangerang, Banten), Dimas Arika Mihardja (Jambi), Dimas Indiana Senja (Brebes, Jawa Tengah), Ekohm Abiyasa (Karanganyar, Jawa Tengah) Sus Setyowati Hardjono (Sragen, Jawa Tengah), dan sejumlah penyair lain.
Sedangkan sejumlah penyair dari negara lain seperti Abdullah Tahir (Tutong, Brunei Darussalam), Nordita Bte Taib (Singapura), Mahroso Doloh (Patani, Thailand), dan Che Fauziah binti Idrus (Malaysia).
Yang menarik, para penyair Indonesia yang masuk antologi puisi ini aktif tergabung dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi. Sebuah gerakan yang terus digelorakan para penyair Indonesia dalam penolakan korupsi di Tanah Air. Mereka juga gencar membacakan karya puisi antikorupsi dengan cara berkeliling dari kota ke kota di Indonesia dengan biaya pribadi.
Antologi puisi ini sedianya merupakan antologi puisi kedua. Untuk antologi pertama diluncurkan di Batu Muda, Kuala Lumpur, pada 2013 lalu. Berikutnya, setelah Indonesia, antologi ini akan diluncurkan di Singapura. (Ayu Cipta)
Berita serupa juga diposting di id.berita.yahoo.com
http://www.jendelasastra.com/berita/pengumuman-hasil-seleksi-antologi-puisi-penyair-lima-negara
Baca juga: http://serampaikata.blogspot.com/2014/06/pertemuan-penyair-asia-tenggara-dan.html
Surat undangan:
Sumber gambar. |
1 Komentar:
apakah saya bisa mendapatkan satu kopi buku ini? silahkan dikirim ke alamat saya, Griya Candra Mas Blok GE 43, Juanda, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)