/1/ Apakah seni dan seniman ?
Seni adalah ketika aku berjalan di sebuah galeri, lalu aku berhenti sejenak di depan lukisan dan menikmati setiap lekuk warna dan bentuk yang terkanvas.
Seni adalah setiap aku menorehkan apa yang ada di benakku.
Seni adalah memaku diri di depan riuhnya ombak lautan, lalu merasakan tiap deburan ombak yang membawa pasir itu sebuah tarian kosmis, penghubung antara tantra dan kuantum.
Seni adalah menyendiri untuk mengenali diri, lalu ia berkarya untuk memuaskan diri. Ini adalah ritual tertinggi dalam memahami diri; bahkan sekadar memilih buku mana yang akan dibaca pun termasuk seni, karena ia tak melepaskan proses pikir dan menghasilkan. Dan, berpikir tidak selalu menggunakan rasio. Ada hal yang lebih sakti dan merupakan mesin ajaib yang membuat proses pikir menulis dibilang seni. Yaitu kokoro. Kata dalam diri. Jiwa dalam sukma. Akal dalam budi. Ini yang membatasi seni yang kadang tak mau terbatas.
Seni adalah kesetiaan mencipta tanpa takut gagal dicemooh orang, dan..
Seniman adalah orang yang tak pernah merasa dirinya takut dianggap gila hanya karena ia berbeda norma dengan yang lain.
Seniman adalah orang yang bekerja dengan mendengarkan suara batin dan berkarya berdasarkan keyakinan dan imajinasi.
Seniman adalah orang yang membuahkan karya dan tidak berpikir rumit apakah karyaku ini akan membentuk komunitas atau tidak, memberi sumbangsih atau tidak, karena mereka tahu bahwa diri yang jelas nyata ada itu akan memberikan sumbangsih kepada dunia meski ia diam dan tak melakukan apa-apa.
Jadi, mengapa seniman terlalu repot memikirkan apakah karya seninya itu produktif, diakui, diberi label halal, ataukah menjadi booming? Ia seharusnya lepas dari ini. Kita seharusnya tidak terikat dengan ketakutan-ketakutan semacam ini.
Menjadi seniman itu menyenangkan. Karena hanya dengan menjadi seniman, gila dianggap normal. Like, home sweet home for me.
- Aida Vyasa dalam Taman Sunyi Sekala hal.124-127
/1.a/ "Saya tidak merasa butuh disukai dan saya pikir bukan itu fungsi seniman. Yang saya pikir paling penting dari posisi seniman adalah apakah saya bisa bicara, bisa membangun komunikasi lewat karya saya, apakah karya saya bisa mengatakan sesuatu yang bisa direspon oleh orang lain dan kemudian saya bisa mendengar respon tersebut."
- Ugoran Prasad. Sumber. Link menarik di sini dan cerpen Ugoran Prasad.
/1.b/ "Tiap-tiap seorang seniman, pertama mesti berdasar watak seorang seniman. Dan seorang seniman mesti pula berani dalam segala–galanya terutama berani memberikan idenya kepada dunia, meskipun tidak mendapat tanggapan baik dari publik sekalipun." Sumber.
- S. Sudjojono.
/1.c/
“Poetry is the spontaneous overflow of powerful feelings: it takes its origin from emotion recollected in tranquility.”
(Puisi yang baik adalah aliran seketika dari perasaan kuat bertenaga, mengambil sumbernya dari emosi dan diraih kembali dalam keadaan yang setenang-tenangnya.)
- William Wordsworth, Lyrical Ballads. Sumber dan ini.
/1.d/
“Seniman adalah sebuah tanda dari kehidupan yang melepas-bebas.”
- Chairil Anwar, penyair. Sumber.
/2.a/ "Teruslah menulis bukan untuk jadi top atau semacamnya tetapi untuk menjadi diri (sendiri)."
/2.b/ "Jika kamu ingin jadi penyair, itu mudah. Semua orang bisa menjadi penyair-penyairan. Tapi disaat kamu sudah bisa menuliskan cinta tanpa ada kata cinta, dan melukiskan rindu tanpa kata rindu. Disitulah kamu telah menjadi seorang penyair."
- Sutardji Calzoum Bachri
/3/ "Menulislah, karena menulis itu meninggalkan jejak"
- I Ketut Suweca
/4/ "Dalam hal berkarya, yang terpenting adalah berusaha untuk menghasilkan sebuah karya yang terbaik yang kita bisa, bukan berharap karya yang sempurna. Karya yang terbaik adalah karya yang dikerjakan secara total dengan sumber daya yang ada. Walau hasilnya jauh dari sempurna, tak mengapa. Yang penting, sudah dikerjakan sebaik mungkin, tidak setengah-setengah atau sekadar membuat. Seyogianya itulah prinsip yang kita pegang dalam menulis, bahkan dalam mengerjakan tugas apapun dalam kehidupan ini.." Lanjut membaca.
/5/ “Karya-karya tulis akan kekal sepanjang masa. Sementara penulisnya hancur terkubur di bawah tanah.”
- Ali Mustafa Yaqub
/6/ Quote dari buku di Serapium Kaskus
/7/ Daniel Defoe Quotes (1660-1731)
/8/ "Kau tahu, puisi tidak selalu harus berirama.. Mereka hanya harus kreatif.."
- Moonrise Kingdom 2012, 43:00
/9/ "Menulislah, apapun itu. Jangan Pernah takut tulisanmu tak dibaca orang. Yang penting tulis, tulis dan tulis. Suatu saat pasti berguna."
- Pramoedya Ananta Toer
/10/ "Saat menulis, saya selalu berpura-pura seolah saya sedang duduk berhadapan dengan seseorang sambil bercerita. Dan saya tidak mau orang itu bangkit dari duduknya sampai cerita saya selesai."
- James Patterson
/11/ "Penulis amatir selalu duduk sambil menunggu inspirasi, sementara kami --para penulis profesional-- selalu menulis apapun kondisinya."
- Stephen King
/11.a/ "Ketika ditanya, "Bagaimana caramu menulis?" saya selalu menjawab "Kata per kata"
- Stephen King
/11.b/ "Penulis harus adil dan ingat bahwa orang jahat (sebagian besar) selalu menganggap diri mereka sebagai orang baik -- mereka adalah pahlawan dalam cerita kehidupan mereka sendiri. Berikan karakter antagonismu kesempatan yang adil untuk menciptakan bayang-bayang keraguan -- karena bayang-bayang itu juga bagian dari hidup."
- Stephen King
/12/ "Jangan ceritakan pada saya bahwa bulan sedang bersinar; tapi tunjukkan kilau cahaya bulan di atas pecahan gelas kaca."
- Anton Chekhov
/12.a/ "Pastikan agar Anda tidak mendiskusikan pemikiran protagonis dalam cerita Anda. Tapi tunjukkan lewat perbuatannya."
- Anton Chekhov
/13/ "Semua rahasia dalam diri seorang penulis, setiap pengalaman yang telah ia lalui, dan semua kualitas pemikirannya tertulis jelas dalam setiap karyanya."
- Virginia Woolf
/14/ "Hidup bukan soal mencari jati diri; tapi menciptakan jati diri."
- George Bernard Shaw
/15/ "Tulis sesuatu yang layak dibaca, atau lakukan sesuatu yang layak ditulis."
- Benjamin Franklin
/15.a/ "Jika engkau tidak ingin dilupakan segera setelah berkalang tanah nantinya, tulislah sesuatu yang layak dibaca, atau lakukan sesuatu yang layak ditulis."
- Benjamin Franklin. Sumber blog JPIN
/16/ "Jangan dibengkokkan, jangan diperhalus; jangan membuatnya jadi logis; jangan mengedit jiwamu sendiri sesuai dengan selera pasar. Ikutilah obsesi terbesarmu seolah tanpa batas."
- Franz Kafka
/17/ "Semua hal dalam kehidupan bisa dijadikan bahan tulisan jika Anda punya keberanian untuk melakukannya; serta imajinasi untuk memperbaikinya. Musuh terbesar kreativitas adalah keraguan terhadap diri sendiri."
- Sylvia Plath
/18/ "Merencanakan waktu untuk menulis TIDAK AKAN menyelesaikan tulisan. Membangun kerangka, melakukan riset, membicarakan tulisan kepada orang lain, TIDAK SAMA dengan menulis. Menulis ya Menulis."
- E.L Doctorow
/19/ "Menulislah. Lalu revisi tulisan itu. Saat kau tidak menulis atau merevisi tulisan, baca. Tidak ada jalan pintas untuk jadi penulis."
- Larry L. King
/20/ "Menulis novel adalah pengalaman yang buruk, di mana tak jarang rambut pun ikut merontok dan gigi membusuk. Saya selalu sebal terhadap orang yang menganggap menulis fiksi itu sama saja seperti kabur dari realita. Fiksi, bagi para penulis, adalah aksi menceburkan diri ke dalam realita; dan dan hal ini tak urung memicu reaksi syok pada sistem tubuh."
- Flannery O'Connor
/21/ "Satu hal yang kau miliki yang tidak dimiliki orang lain adalah dirimu sendiri. Suaramu, pikiranmu, ceritamu, visimu. Maka menulislah, menggambarlah, bangunlah sesuatu, lantas bermainlah, menarilah dan hiduplah sebagaimana yang kau bisa."
- Neil Gaiman
Quote 10-21 diambil dari Fiksi Lotus
/22/ "Jika Anda ingin meraih level kebahagiaan, maka atasi ego Anda. Buatlah sebuah keputusan berani, untuk melepas perasaan:
1. Ingin selalu menguasai
2. Ingin selalu disetujui
3. Ingin selalu dipuji
Karena di tiga area itulah egoisme kerap beraksi."
- Deepak Chopra, penulis dari India
/23/ “Segala yang kau pikirkan percuma, apabila tak kau tuliskan!”
- Umbu Landu Paranggi. Sumber
/24/ "...pekerjaan penyair bukanlah sekedar mengkomunikasikan perasaan dan pengalaman, tetapi mengolah pengalaman dan perasaan tersebut melalui proses penyaringan psikologis yang kita kenal sebagai sublimasi, sehingga sebatang tangkai kering di pinggir semak berubah menjadi hiasaan meja yang unik di sebuah gedung tinggi. Penyair bukan saja menerjemahkan pengalamannya ke dalam bahasa, tetapi menjadikan bahasa sebagai medium untuk menerjemahkan perasaannya menjadi suatu wujud artistik, yang kita kenal sebagai keindahan yang menjelma melalui mediasi bahasa."
- Kata Pengantar Ignas Kleden dalam buku "Dalam Rimba Bayang-bayang" karya Mochtar Pabottingi. Terbitan Penerbit Buku Kompas, Januari 2003. Hal. xviii
/25/ "Barbara Rose mengungkapkan, bahwa Seniman dan masyarakat ibarat orang tua dan anak. Orang tua yang mengikat seniman dengan aturan yang suda baku dan seniman ibarat anak yang bosan dengan kekolotan. Maka terjadilah dealektika." Sumber.
/26/ “….Secara hakiki, yang membedakan karya sastra dengan karya-karya non sastra adalah adanya dominasi imajinasi. Dalam karya sastra, dominasi imajinasi sangat penting. Oleh karena itu, dalam karya sastra semua fakta apapun, cenderung diperlakukan sebagai fiksi. Fakta dalam karya sastra adalah fiksi. Itu pula sebabnya, penilaian terhadap karya sastra tidak berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi berkaitan dengan kesanggupannya menyajikan keindahan estetik….” Sumber.
- Maman S. Mahayana
-pengeditan cepat-
Seni adalah ketika aku berjalan di sebuah galeri, lalu aku berhenti sejenak di depan lukisan dan menikmati setiap lekuk warna dan bentuk yang terkanvas.
Seni adalah setiap aku menorehkan apa yang ada di benakku.
Seni adalah memaku diri di depan riuhnya ombak lautan, lalu merasakan tiap deburan ombak yang membawa pasir itu sebuah tarian kosmis, penghubung antara tantra dan kuantum.
Seni adalah menyendiri untuk mengenali diri, lalu ia berkarya untuk memuaskan diri. Ini adalah ritual tertinggi dalam memahami diri; bahkan sekadar memilih buku mana yang akan dibaca pun termasuk seni, karena ia tak melepaskan proses pikir dan menghasilkan. Dan, berpikir tidak selalu menggunakan rasio. Ada hal yang lebih sakti dan merupakan mesin ajaib yang membuat proses pikir menulis dibilang seni. Yaitu kokoro. Kata dalam diri. Jiwa dalam sukma. Akal dalam budi. Ini yang membatasi seni yang kadang tak mau terbatas.
Seni adalah kesetiaan mencipta tanpa takut gagal dicemooh orang, dan..
Seniman adalah orang yang tak pernah merasa dirinya takut dianggap gila hanya karena ia berbeda norma dengan yang lain.
Seniman adalah orang yang bekerja dengan mendengarkan suara batin dan berkarya berdasarkan keyakinan dan imajinasi.
Seniman adalah orang yang membuahkan karya dan tidak berpikir rumit apakah karyaku ini akan membentuk komunitas atau tidak, memberi sumbangsih atau tidak, karena mereka tahu bahwa diri yang jelas nyata ada itu akan memberikan sumbangsih kepada dunia meski ia diam dan tak melakukan apa-apa.
Jadi, mengapa seniman terlalu repot memikirkan apakah karya seninya itu produktif, diakui, diberi label halal, ataukah menjadi booming? Ia seharusnya lepas dari ini. Kita seharusnya tidak terikat dengan ketakutan-ketakutan semacam ini.
Menjadi seniman itu menyenangkan. Karena hanya dengan menjadi seniman, gila dianggap normal. Like, home sweet home for me.
- Aida Vyasa dalam Taman Sunyi Sekala hal.124-127
/1.a/ "Saya tidak merasa butuh disukai dan saya pikir bukan itu fungsi seniman. Yang saya pikir paling penting dari posisi seniman adalah apakah saya bisa bicara, bisa membangun komunikasi lewat karya saya, apakah karya saya bisa mengatakan sesuatu yang bisa direspon oleh orang lain dan kemudian saya bisa mendengar respon tersebut."
- Ugoran Prasad. Sumber. Link menarik di sini dan cerpen Ugoran Prasad.
/1.b/ "Tiap-tiap seorang seniman, pertama mesti berdasar watak seorang seniman. Dan seorang seniman mesti pula berani dalam segala–galanya terutama berani memberikan idenya kepada dunia, meskipun tidak mendapat tanggapan baik dari publik sekalipun." Sumber.
- S. Sudjojono.
/1.c/
“Poetry is the spontaneous overflow of powerful feelings: it takes its origin from emotion recollected in tranquility.”
(Puisi yang baik adalah aliran seketika dari perasaan kuat bertenaga, mengambil sumbernya dari emosi dan diraih kembali dalam keadaan yang setenang-tenangnya.)
- William Wordsworth, Lyrical Ballads. Sumber dan ini.
/1.d/
“Seniman adalah sebuah tanda dari kehidupan yang melepas-bebas.”
- Chairil Anwar, penyair. Sumber.
/2.a/ "Teruslah menulis bukan untuk jadi top atau semacamnya tetapi untuk menjadi diri (sendiri)."
/2.b/ "Jika kamu ingin jadi penyair, itu mudah. Semua orang bisa menjadi penyair-penyairan. Tapi disaat kamu sudah bisa menuliskan cinta tanpa ada kata cinta, dan melukiskan rindu tanpa kata rindu. Disitulah kamu telah menjadi seorang penyair."
- Sutardji Calzoum Bachri
/3/ "Menulislah, karena menulis itu meninggalkan jejak"
- I Ketut Suweca
/4/ "Dalam hal berkarya, yang terpenting adalah berusaha untuk menghasilkan sebuah karya yang terbaik yang kita bisa, bukan berharap karya yang sempurna. Karya yang terbaik adalah karya yang dikerjakan secara total dengan sumber daya yang ada. Walau hasilnya jauh dari sempurna, tak mengapa. Yang penting, sudah dikerjakan sebaik mungkin, tidak setengah-setengah atau sekadar membuat. Seyogianya itulah prinsip yang kita pegang dalam menulis, bahkan dalam mengerjakan tugas apapun dalam kehidupan ini.." Lanjut membaca.
/5/ “Karya-karya tulis akan kekal sepanjang masa. Sementara penulisnya hancur terkubur di bawah tanah.”
- Ali Mustafa Yaqub
/6/ Quote dari buku di Serapium Kaskus
/7/ Daniel Defoe Quotes (1660-1731)
/8/ "Kau tahu, puisi tidak selalu harus berirama.. Mereka hanya harus kreatif.."
- Moonrise Kingdom 2012, 43:00
/9/ "Menulislah, apapun itu. Jangan Pernah takut tulisanmu tak dibaca orang. Yang penting tulis, tulis dan tulis. Suatu saat pasti berguna."
- Pramoedya Ananta Toer
/10/ "Saat menulis, saya selalu berpura-pura seolah saya sedang duduk berhadapan dengan seseorang sambil bercerita. Dan saya tidak mau orang itu bangkit dari duduknya sampai cerita saya selesai."
- James Patterson
/11/ "Penulis amatir selalu duduk sambil menunggu inspirasi, sementara kami --para penulis profesional-- selalu menulis apapun kondisinya."
- Stephen King
/11.a/ "Ketika ditanya, "Bagaimana caramu menulis?" saya selalu menjawab "Kata per kata"
- Stephen King
/11.b/ "Penulis harus adil dan ingat bahwa orang jahat (sebagian besar) selalu menganggap diri mereka sebagai orang baik -- mereka adalah pahlawan dalam cerita kehidupan mereka sendiri. Berikan karakter antagonismu kesempatan yang adil untuk menciptakan bayang-bayang keraguan -- karena bayang-bayang itu juga bagian dari hidup."
- Stephen King
/12/ "Jangan ceritakan pada saya bahwa bulan sedang bersinar; tapi tunjukkan kilau cahaya bulan di atas pecahan gelas kaca."
- Anton Chekhov
/12.a/ "Pastikan agar Anda tidak mendiskusikan pemikiran protagonis dalam cerita Anda. Tapi tunjukkan lewat perbuatannya."
- Anton Chekhov
/13/ "Semua rahasia dalam diri seorang penulis, setiap pengalaman yang telah ia lalui, dan semua kualitas pemikirannya tertulis jelas dalam setiap karyanya."
- Virginia Woolf
/14/ "Hidup bukan soal mencari jati diri; tapi menciptakan jati diri."
- George Bernard Shaw
/15/ "Tulis sesuatu yang layak dibaca, atau lakukan sesuatu yang layak ditulis."
- Benjamin Franklin
/15.a/ "Jika engkau tidak ingin dilupakan segera setelah berkalang tanah nantinya, tulislah sesuatu yang layak dibaca, atau lakukan sesuatu yang layak ditulis."
- Benjamin Franklin. Sumber blog JPIN
/16/ "Jangan dibengkokkan, jangan diperhalus; jangan membuatnya jadi logis; jangan mengedit jiwamu sendiri sesuai dengan selera pasar. Ikutilah obsesi terbesarmu seolah tanpa batas."
- Franz Kafka
/17/ "Semua hal dalam kehidupan bisa dijadikan bahan tulisan jika Anda punya keberanian untuk melakukannya; serta imajinasi untuk memperbaikinya. Musuh terbesar kreativitas adalah keraguan terhadap diri sendiri."
- Sylvia Plath
/18/ "Merencanakan waktu untuk menulis TIDAK AKAN menyelesaikan tulisan. Membangun kerangka, melakukan riset, membicarakan tulisan kepada orang lain, TIDAK SAMA dengan menulis. Menulis ya Menulis."
- E.L Doctorow
/19/ "Menulislah. Lalu revisi tulisan itu. Saat kau tidak menulis atau merevisi tulisan, baca. Tidak ada jalan pintas untuk jadi penulis."
- Larry L. King
/20/ "Menulis novel adalah pengalaman yang buruk, di mana tak jarang rambut pun ikut merontok dan gigi membusuk. Saya selalu sebal terhadap orang yang menganggap menulis fiksi itu sama saja seperti kabur dari realita. Fiksi, bagi para penulis, adalah aksi menceburkan diri ke dalam realita; dan dan hal ini tak urung memicu reaksi syok pada sistem tubuh."
- Flannery O'Connor
/21/ "Satu hal yang kau miliki yang tidak dimiliki orang lain adalah dirimu sendiri. Suaramu, pikiranmu, ceritamu, visimu. Maka menulislah, menggambarlah, bangunlah sesuatu, lantas bermainlah, menarilah dan hiduplah sebagaimana yang kau bisa."
- Neil Gaiman
Quote 10-21 diambil dari Fiksi Lotus
/22/ "Jika Anda ingin meraih level kebahagiaan, maka atasi ego Anda. Buatlah sebuah keputusan berani, untuk melepas perasaan:
1. Ingin selalu menguasai
2. Ingin selalu disetujui
3. Ingin selalu dipuji
Karena di tiga area itulah egoisme kerap beraksi."
- Deepak Chopra, penulis dari India
/23/ “Segala yang kau pikirkan percuma, apabila tak kau tuliskan!”
- Umbu Landu Paranggi. Sumber
/24/ "...pekerjaan penyair bukanlah sekedar mengkomunikasikan perasaan dan pengalaman, tetapi mengolah pengalaman dan perasaan tersebut melalui proses penyaringan psikologis yang kita kenal sebagai sublimasi, sehingga sebatang tangkai kering di pinggir semak berubah menjadi hiasaan meja yang unik di sebuah gedung tinggi. Penyair bukan saja menerjemahkan pengalamannya ke dalam bahasa, tetapi menjadikan bahasa sebagai medium untuk menerjemahkan perasaannya menjadi suatu wujud artistik, yang kita kenal sebagai keindahan yang menjelma melalui mediasi bahasa."
- Kata Pengantar Ignas Kleden dalam buku "Dalam Rimba Bayang-bayang" karya Mochtar Pabottingi. Terbitan Penerbit Buku Kompas, Januari 2003. Hal. xviii
/25/ "Barbara Rose mengungkapkan, bahwa Seniman dan masyarakat ibarat orang tua dan anak. Orang tua yang mengikat seniman dengan aturan yang suda baku dan seniman ibarat anak yang bosan dengan kekolotan. Maka terjadilah dealektika." Sumber.
/26/ “….Secara hakiki, yang membedakan karya sastra dengan karya-karya non sastra adalah adanya dominasi imajinasi. Dalam karya sastra, dominasi imajinasi sangat penting. Oleh karena itu, dalam karya sastra semua fakta apapun, cenderung diperlakukan sebagai fiksi. Fakta dalam karya sastra adalah fiksi. Itu pula sebabnya, penilaian terhadap karya sastra tidak berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi berkaitan dengan kesanggupannya menyajikan keindahan estetik….” Sumber.
- Maman S. Mahayana
-pengeditan cepat-