Poetry Battle: Liur Buaya, Sebuah Muslihat

Thursday, 7 June 2012

apakah itu buaya yang bergelantungan di mulutmu?
sungguh sesuatu

kamu liat kan?
betapa manis liurku
namun aku lupa menaruh rindurindu yang kemarin kupersiapkan
pergi jauh aku menuju


mungkin pada ranjaumu yang gula aku terkapar tak berdaya
beginilah bagaimana kata telah menginjaki apa yang kubangun dengan meniti.
mungkin nanti,
kau akan lihat mulut buayanu dilahap api

ya mungkin terlalu naif pula ketika diriku membangun rumah semu
dalam kotak petaka hitam
terdiam menunggu rubuh saja ini tembok rindu
dan bekas tanah yang kau injakkan tersamar oleh kobar api di malam
 

aku ingin berendam dikedalaman hatimu
meski terbakar juga dan menjadi seonggok abu


Ruang Maya, 07 Juni 2012

*) Uchi (tegak) - Ekohm Abiyasa (miring)

Taken from multiply.

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas