apakah itu buaya yang bergelantungan di mulutmu?
sungguh sesuatu
kamu liat kan?
betapa manis liurku
namun aku lupa menaruh rindurindu yang kemarin kupersiapkan
pergi jauh aku menuju
mungkin pada ranjaumu yang gula aku terkapar tak berdaya
beginilah bagaimana kata telah menginjaki apa yang kubangun dengan meniti.
mungkin nanti,
kau akan lihat mulut buayanu dilahap api
ya mungkin terlalu naif pula ketika diriku membangun rumah semu
dalam kotak petaka hitam
terdiam menunggu rubuh saja ini tembok rindu
dan bekas tanah yang kau injakkan tersamar oleh kobar api di malam
aku ingin berendam dikedalaman hatimu
meski terbakar juga dan menjadi seonggok abu
Ruang Maya, 07 Juni 2012
*) Uchi (tegak) - Ekohm Abiyasa (miring)
Taken from multiply.
sungguh sesuatu
kamu liat kan?
betapa manis liurku
namun aku lupa menaruh rindurindu yang kemarin kupersiapkan
pergi jauh aku menuju
mungkin pada ranjaumu yang gula aku terkapar tak berdaya
beginilah bagaimana kata telah menginjaki apa yang kubangun dengan meniti.
mungkin nanti,
kau akan lihat mulut buayanu dilahap api
ya mungkin terlalu naif pula ketika diriku membangun rumah semu
dalam kotak petaka hitam
terdiam menunggu rubuh saja ini tembok rindu
dan bekas tanah yang kau injakkan tersamar oleh kobar api di malam
aku ingin berendam dikedalaman hatimu
meski terbakar juga dan menjadi seonggok abu
Ruang Maya, 07 Juni 2012
*) Uchi (tegak) - Ekohm Abiyasa (miring)
Taken from multiply.
0 Komentar:
Post a Comment
Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.
Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)