Poetry Battle: Liur Buaya, Sebuah Muslihat

Thursday, 7 June 2012

apakah itu buaya yang bergelantungan di mulutmu?
sungguh sesuatu

kamu liat kan?
betapa manis liurku
namun aku lupa menaruh rindurindu yang kemarin kupersiapkan
pergi jauh aku menuju


mungkin pada ranjaumu yang gula aku terkapar tak berdaya
beginilah bagaimana kata telah menginjaki apa yang kubangun dengan meniti.
mungkin nanti,
kau akan lihat mulut buayanu dilahap api

ya mungkin terlalu naif pula ketika diriku membangun rumah semu
dalam kotak petaka hitam
terdiam menunggu rubuh saja ini tembok rindu
dan bekas tanah yang kau injakkan tersamar oleh kobar api di malam
 

aku ingin berendam dikedalaman hatimu
meski terbakar juga dan menjadi seonggok abu


Ruang Maya, 07 Juni 2012

*) Uchi (tegak) - Ekohm Abiyasa (miring)

Taken from multiply.
Selengkapnya: Poetry Battle: Liur Buaya, Sebuah Muslihat

2007-2012

Saturday, 2 June 2012

hari kian cepat berlalu
tiada terasa lima tahun sudah
bermainmain dengan  keyboard di meja
hm. apakah ini sudah menjadi bagian diriku
seluruh tulang lelah terasa
begini hidup masih saja berkeluh resah
dunia luar masih terasa asing bagiku
ada halhal baru diluar sana?
habis ceritaku ditelan citacita yang meninggi
sungguh tak tahu diri

Jakal KM 14 Jogja, 01 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa
Selengkapnya: 2007-2012

Hati yang Kukenal (Buletin Pawon Sastra edisi #37 tahun VI/2013 )

Friday, 1 June 2012

berapapun hati yang kau singgahi
takkan mampu melepas rindu ini
ada geletar yang makin kukenal dan mengental
dalam dada ini
segala kukenal, tidak untuk menjadi binal

Jakal KM 14 Jogja, 27 Mei 2012

*) Ekohm Abiyasa

Catatan:
Dimuat buletin Pawon Sastra edisi #37 tahun VI/2013 
Selengkapnya: Hati yang Kukenal (Buletin Pawon Sastra edisi #37 tahun VI/2013 )

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas