apakah itu buaya yang bergelantungan di mulutmu?
sungguh sesuatu
kamu liat kan?
betapa manis liurku
namun aku lupa menaruh rindurindu yang kemarin kupersiapkan
pergi jauh aku menuju
mungkin pada ranjaumu yang gula aku terkapar tak berdaya
beginilah
bagaimana kata telah menginjaki apa yang kubangun dengan meniti.
mungkin nanti,
kau akan lihat mulut buayanu dilahap api
ya mungkin terlalu naif pula ketika diriku membangun rumah semudalam kotak petaka hitamterdiam menunggu rubuh saja ini tembok rindudan bekas tanah yang kau injakkan tersamar...