Chapter 11: Beradu dengan Sunyi dan Keheningan Lewat Tengah Malam

Sunday 2 June 2013

Semakin lama aku mengucapkan, semakin detak jantung ini terasa. Aku dikelilingi berjuta gambar, wujud tak jelas atau siluet-siluet besar. Berpusing-pusing diri malam tadi. Harusnya aku cari tempat hening sunyi. Tidak dalam kamar kotak yang berjejal.

Rasanya aku pernah mengalaminya sewaktu aku masih kecil. Di rumah mbah putri dulu, Setu. Semakin yakin semakin berputar-putar ombak pikiran ini. Kemana aku ikuti saja. Tidak aku tolak. Bukannya apa-apa. Ada saat jiwa ini mau memberontak keluar selesai. Tapi aku tahan saja.

Aku tidak lama-lama duduk bersila seperti tadi malam. Rasanya baru pertama kalinya dan bukan tempat yang cocok. Besok malam aku coba lagi. Sampai aku merasakan energi. Ya energi besar itu. Energi yang diberikan oleh pak Sofyan. Ya energi itu.

Allahu akbar! Sungguh luas laut hati dan jiwa. Aku belum dapat menyimpulkan kejadian-kejadian secara tepat. Aku masih terlalu awal untuk mempelajarinya. Kawan, bantu aku melihat.

Karanganyar, 09 Juni 2009

Ketika suara diesel buat acara perpisahan di MAN 2008/2009 tadi malam menyeruak. Membakar telingaku. Aku tak bisa konsentrasi 100%. Besok malam saya coba lagi. Di tempah jauh sana, Jatipuro. Insya Allah.

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas