Meraup Uang dari Menulis Artikel

Sunday 14 October 2012

I Ketut Suweca

Judul Buku : Menguangkan Ide: Kaya dengan Menulis Artikel
Penulis       : Sudaryanto
Penerbit     : Leutika, Yogyakarta
Cetakan     : Pertama, Maret, 2010.
Tebal         : xiii + 154 hal.

Belakangan ini kegairahan para calon penulis dan penulis pemula untuk menekuni bidang tulis-menulis kian besar saja. Itulah sebabnya mengapa buku-buku yang bertema teori menulis/mengarang semakin laris di pasaran. Daya tarik itu muncul disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya, lantaran dengan menulis di media massa seseorang dapat memperoleh kepuasan rohani, popularitas, dan imbalan uang.

Sudaryanto, melalui buku ini bertutur banyak seputar dunia tulis-menulis. Ia yakinkan pembaca, bahwa semua orang bisa menjadi penulis asalkan memiliki kemauan dan keuletan merealisasikan niatnya. Sudaryanto juga memaparkan tentang pengertian artikel, karakteristik, syarat-syarat untuk menjadi penulis artikel, dan cara pintar menulis artikel. Dijelaskan pula tentang peluang dan hambatan menulis artikel guna memberikan pemahaman kepada mereka yang tertarik menekuni dunia penulisan untuk membuat artikel yang berbobot dan layak muat di media massa.

Ditegaskannya, pekerjaan menulis itu tak hanya untuk mereka yang berbakat menulis. Setiap orang berpotensi menjadi penulis asalkan dia memiliki niat dan kemauan keras dan bersedia pula bertekun menulis setiap harinya. Bakat hanya berperan 10 persen dalam menentukan kesuksesan, sisanya, 90 persen adalah kerja keras. Oleh karena itu, jangan terlalu mempedulikan bakat. Karena, latihan menulis yang berkesinambunganlah yang akan mengantarkan seseorang menjadi penulis handal. Tanpa berlatih menulis secara kontinyu mustahil seseorang menjadi penulis kendati pun dia adalah keturunan penulis terkenal. 


Sudaryanto menyebut artikel sebagai jenis karya tulis yang dipublikasikan di surat kabar atau majalah (baca: media massa). Artikel, sebagaimana dikatakan penulis buku ini, dapat digunakan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur publik. Tidak salah jika ada orang yang menganggap artikel sama dengan opini di surat kabar. Alasannya, kedua-duanya bersifat aktual, karena isunya diangkat dari persoalan dalam masyarakat/publik.

Dengan mengutip Sumadaria (2004), dikatakan bahwa ada lima syarat untuk dapat menjadi penulis artikel. Kelima syarat itu, yakni (a) kemampual teknikal, (b) mental, (c) reading habit, (d) intelektual, dan (e) sosiokultural. Kemampuan teknikal dimaksudkan adalah kemampuan menggunakan alat teknologi, seperti komputer, laptop, notebook, atau e-mail (surat elektronik). Kemampuan ini menjadi penting, karena belakangan ini semua media massa mensyaratkan pengiriman artikel melalui e-mail. Kemampuan mental merujuk pada tekad, semangat, dan kemauan keras untuk terus belajar disertai sikap pantang menyerah (hal. 36). 

Kebiasaan membaca (reading habit) adalah persyaratan mutlak bagi seorang penulis. Tanpa kebiasaan membaca, niscaya seorang penulis akan mentok karier penulisannya. Membaca harus sudah menjadi menu harian seperti halnya makan dan minum. Oleh karena itu, calon penulis atau penulis pemula mesti rajin meluangkan waktu untuk membaca beragam referensi: koran, majalah, buku dan jurnal, dan fenomena-fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Dengan kata lain, ia harus senantiasa mengisi amunisi pengetahuannya sebelum membidik para calon pembaca melalui artikel-artikelnya. 

Kemampuan intelektual dimaksudkan sebagai kemampuan menyajikan tulisan yang tersusun secara logis, sistematis, dan analitis. Disertakan pula referensi yang sifatnya aktual dan relevan. Karena, pada hakekatnya, menulis merupakan kegaiatan kreatif berbasiskan intelektualitas. Selanjutnya, kemampuan sosiokultural dimaknai sebagai kemampuan penulis untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial. Dari lingkungan sosial itu, melalui diskusi-diskusi formal dan informal, seorang penulis akan memperoleh ide-ide cemerlang sebagai bahan tulisan. 

Berbicara tentang syarat-syarat pengiriman artikel, penulis buku ini menyebutkan 8 syarat. Dari ke delapan syarat itu, dua diantaranya sangat penting. Pertama, topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang sifatnya aktual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat. Kedua, artikel yang ditulis haruslah mengandung hal-hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain (hal. 45). Dianjurkan pula agar sebelum mengirimkan tulisan ke media massa, penulis melakukan pengeditan (editing) terhadap naskahnya. Redaksi media tak akan bersedia memuat artikel ‘asal jadi’. Bisa jadi, sebelum dibaca seluruhnya, tulisan itu akan dibuang ke bak sampah alias ditolak. 

Di samping membeberkan tentang cara menulis artikel yang sifatnya teknis, Sudaryanto mengetengahkan mengenai peluang dan hambatan menulis artikel. Yang dimaksudkan sebagai peluang adalah peluang menulis di surat kabar dan majalah. Kalau seorang penulis handal pintar menangkap peluang itu, bukan mustahil ia akan menembus income Rp.2,5 juta per bulan, bahkan lebih. Itu kalau ia berhasil menembus koran nasional dengan 5 tulisan saja setiap bulannya (rata-rata per artikel dibayar Rp.500 ribu). Cukup menarik, bukan? 

Kendati peluang demikian terbuka untuk menulis di media massa, toh masih banyak penulis yang mengalami hambatan dalam karier penulisannya. Sebutlah misalnya, ia malas membaca, malas pula belajar menulis, serta tidak peka terhadap isu-isu terkini. Di samping itu, ketatnya persaingan menembus media massa dan ketidakmampuan melihat karakter, visi, dan misi media, juga bisa menjadi hambatan. Hanya penulis yang punya niat kuat dan bersedia bertekun di bidang tulis-menulis tanpa pernah putus asa yang akan berhasil menjadi penulis sukses. 

Buku bercover dasar kuning dengan gambar lembaran-lembaran uang seratus ribuan rupiah dan setumpuk koran ini memang layak dibaca, terutama oleh mereka yang bercita-cita menjadi penulis atau penulis pemula. Bahasanya sederhana dan mengalir sehingga mudah dicerna oleh pembaca dari berbagai latar belakang pendidikan. Yang membuat buku ini berbeda diantara buku-buku sejenis adalah daya gugahnya yang besar. Setelah seseorang membacanya, besar kemungkinan dia akan semakin bergairah menjadi penulis. Belum lagi bonus yang dilampirkan pada bagian akhir buku ini yang berisi daftar alamat surat kabar dan majalah, contoh penulisan surat pengantar artikel, dan hari-hari penting internasional dan nasional. (*)



0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas