Penulis Itu Pembelajar

Tuesday 10 April 2012

Apa yang menyebabkan seorang penulis bisa tetap eksis membagikan pengetahuannya melalui tulisan? Jawaban singkatnya: karena ia terus belajar! Dengan terus belajar, ia akan mendapatkan peningkatan pengetahuan secara berlanjut, dan hal ini menjadi modal utama untuk dibagikan kepada para pembaca.
Kita bisa bayangkan seperti apa jadinya jika seorang penulis bukanlah seorang yang suka belajar. Mampukah ia bertahan dalam dunia tulis-menulis dalam waktu yang relatif lama? Tentu sulit! Sebab, orang tidak bisa memberi kalau ia tak punya apa-apa untuk diberikan. Maka, ia harus memiliki sesuatu untuk dibagikan. Sesuatu itu mungkin berupa pengetahuan, informasi, atau lainnya. Oleh karena itu, kesediaan belajar adalah faktor utama untuk menjadi seorang penulis. Jika tidak, bagai sumur tanpa air, sang penulis akan mengalami kekeringan ide.
Untuk menjadi penulis-pembelajar, maka sejumlah langkah yang relevan dilakukan, yakni, pertama, selalu aktif menambah pengetahuan baru. Untuk hal ini, ia akan membaca berbagai sumber informasi dan pengetahuan, termasuk di dalamnya bergaul dengan banyak orang yang dapat dijadikannya ‘guru’. Baginya, masyarakat adalah ‘universitas kehidupan’, tempatnya meraup kebijaksanaan hidup, sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya.
Kedua, menulis dengan pendekatan baru. Dalam menulis, ia tak merasa harus menulis dengan pakem tertentu. Ia lebih suka menyusun tulisan yang variatif dan senang berpetualang dalam genre dan teknik penulisan. Sekali waktu ia mengarang puisi, sekali waktu ia mengarang cerpen, sekali waktu ia menulis artikel opini, dan sekali waktu ia mungkin menulis reportase. Wujud variasi lain, misalnya, ia menulis dengan cara yang khas. Dia menulis dengan nuansa argumentasi yang kuat, pilihan kata yang tepat dan bertenaga, ungkapan-ungkapannya acap bernada filosofis, menggugah, dan memberi insiprasi. Ciri khasnya tampak, tapi tidak pernah monoton.
Ketiga, senantiasa memperhatikan trend. Tema apa yang paling ngetop belakangan ini? Itulah pertanyaan utama yang dialamatkan kepada dirinya sendiri. Jika ia menulis, maka dia akan berangkat dari tema yang paling baru tersebut. Karenanya, ia sangat tertarik untuk senantiasa mengikuti perkembangan pemikiran dan pemberitaan yang terjadi. Pergerakan aktualitas suatu karya demikian cepatnya. Kini aktual, esok sudah tidak lagi, karena disalip oleh kemunculan tema baru. Baginya, penulis yang baik selalu berusaha menjaga aktualitas karyanya.
Keempat, rajin bergaul dengan para penulis untuk saling menyemangati. Ia membuat jaringan, wahana yang bagus baginya untuk saling berbagi informasi, pengalaman, dan motivasi dengan sesama penulis. Ia sering bergaul dengan orang-orang yang bisa menyemangati dan memberinya motivasi untuk melanjutkan karier penulisan. Untuk membangun semangat berkarya, sesekali ia tak lupa mengikuti seminar motivasi di samping menikmati buku-buku yang sejenis dengan itu. Tujuannya tiada lain agar ia selalu terdorong untuk bekerja dengan penuh gairah dan energi, sesuatu yang membukakan jalan untuk meraih sukses dan mampu bertahan dalam perjalanan panjang di dalam dunia penulisan.
Seorang penulis-pembelajar selalu ingat belajar dari berbagai sumber informasi dan kehidupan pada umumnya. Seorang penulis-pembelajar selalu rendah hati untuk belajar dari siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Seorang penulis-pembelajar senantiasa berada di dalam barisan orang-orang yang menempuh perjalanan panjang ilmu pengetahuan dan membagikan pengetahuannya demi kemajuan umat manusia. Seorang penulis-pembelajar adalah dia yang selalu memperbaharui diri.
Selamat menulis, para penulis-pembelajar.

( I Ketut Suweca , 10 April 2012).

1 Komentar:

Anonymous said...

i want to be writer,,,,thanks for motivation

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas