Menulis Itu Memberi Pengharapan

Tuesday 10 April 2012

The founding fathers, Bung Karno dan Bung Hatta, pernah dipenjara. Pramoedya Ananta Toer, juga pernah dipenjara. Para tokoh itu pernah dipenjara dengan berbagai sebab yang berbeda. Tapi, selama di penjara, para tokoh itu, tak pernah putus asa atau mengakhiri perjuangan dan idealismenya. Sebaliknya, mereka tetap tegar, dan sehat-sehat saja, begitu keluar dari penjara. Mengapa? Karena, selama di penjara mereka tetap memiliki pengharapan.
Selama di penjara, mereka tak berdiam diri. Mereka membaca buku, juga menulis buku. Begitu mereka keluar dari penjara, mereka telah menghasilkan satu atau lebih buku untuk negeri ini. Bung Karno menghasilkan Indonesia Menggugat saat berada di penjara Sukamiskin. Bung Hatta melahirkan buku Krisis Ekonomi dan Kapitalisme di samping sejumlah karangan lainnya saat di penjara Glodok tahun 1934. Pramoedya Ananta Toer menciptakan Nyanyi Sunyi Seorang Bisu dan Bumi Manusia, dan lainnya. Luar biasa! Badan boleh dipenjara, tapi jiwa tak bisa. Jiwa para tokoh yang kuat, berani, dan dipenuhi oleh rasa cinta kepada tanah air, tak surut hanya oleh penjara, betapapun menyedihkan penderitaan yang dialami.
Apa artinya semua itu bagi kita? Selalulah memiliki harapan. Membaca memberi jiwa dan pikiran berada dalam state of mind — pinjam isitilah Bung Karno — kendati tubuh dalam keadaan terkurung atau cacat sekalipun. Orang berhasil “melupakan” kepedihan yang dialami dengan terus membaca. Orang juga mampu menjalani hari-hari yang berat, dengan menulis. Sikap asketik tampak jelas di sini. Sikap asketik diwujudkan dengan kecintaan kepada dunia ilmu pengetahuan, kecintaan kepada negeri yang disertai pengharapan untuk lebih baik, dan kecintaan terhadap kegiatan tulis-menulis, yang diekspresikan dengan menulis. Itulah yang dilakukan oleh sejumlah tokoh bangsa ini di masa lalu.
Kini, generasi kita telah diberi banyak sekali kemudahan oleh kemajuan di berbagai bidang. Untuk bisa produktif, banyak fasilitas di sekitarnya yang bisa kita manfaatkan. Kalau ingin mendapatkan ilmu pengetahuan, sudah ada buku yang melimpah, juga ada majalah, koran, dan sumber informasi lainnya. Kalau ingin menulis, kini sudah ada komputer atau laptop. Tak perlu menulis dengan mesin ketik jadul… tak tik tak tik, atau dengan pena. Kalau ingin mengirim naskah, tak perlu mengutus seseorang sebagai kurir berkuda agar tulisan kita sampai di alamat. Kita bisa minta bantuan ke kantor pos terdekat. Dan, lebih praktis lagi dengan mengirim artikel via e-mail. Murah dan sangat praktis. Sekarang dikirim, sekarang sampai. Teknologi sudah mengantarkan kita untuk hidup lebih mudah yang mendorong kita (seharusnya) menjadi lebih produktif.
Dengan berbagai kemudahan, yuk kita menulis dan menulis terus dari waktu ke waktu. Dengan menulis, kita bisa berbagi. Jangan lupa, dengan menulis kita memberikan pengharapan kepada diri sendiri. Cobalah perhatikan, setelah memposting tulisan di kompasiana, kita bisa berharap ada yang segera membaca, juga berharap ada yang berkomentar. Ketika menulis untuk koran atau majalah, kita berharap bisa dimuat. Kita berharap agar tulisan kita dibaca oleh para penikmat koran/majalah itu. Jadi, agar hidup selalu dipenuhi dengan pengharapan, maka marilah menulis. Harapan itu menjadikan kita bergairah menjalani hidup. Harapan memberikan kita tujuan yang menguatkan. Dan, harapan pula mengantarkan kita untuk lebih produktif dari hari ke hari, tak terkecuali dalam dunia penulisan. Pancangkan harapan dan menulislah. Menulislah dan pacakkan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Semoga dengan demikian, kita bisa membuktikan diri telah dan akan terus berkontribusi untuk perubahan dan pertumbuhan yang positif bagi umat manusia, sebisa kita, kecil sekalipun. Selamat berkarya, sahabat.

( I Ketut Suweca , 14 februari 2012). 

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas