(Fiksimini) Akhirnya Aku Merasakannya, dari Sebuah Dilema

Thursday 22 March 2012

Malam tak terlalu dingin. Dengan motor sebagai kendaraan, kami melewati perjalanan malam itu. Jalan yang panjang dan berkelok membuat aku agak capek. Bayangkan saja kami melewati bulak yang sunyi senyap. Hampir tiada manusia beraktifitas. Hanya hewan malam saja rupanya berkeliaran kesana kemari.
* * *

Sekitar jam delapan malam kami bergegas ke lapangan. Berangkat bersama-sama. Banyak teman rupanya. Aku sendiri tak kenal banyak. Yang datang dari berbagai daerah. Aku hanya kenal sebagian saja/beberapa saja.

Aku baru pertama kalinya ikut. Merasakan apa yang selama ini aku sedikit sekali pahami. Sedikit sekali aku tahu tentang 'itu'. Yah bertambah keyakinan saja aku akan hal itu. Aku merasakan sendiri. Aku melihat sendiri. Aku melakukannya sendiri. Aku bergerak seperti orang gila. Seperti film yang pernah ku/kau tonton di tv. Seperti jurusnya Jackie Chan yang pernah kulihat, Jurus Mabuk. Bergerak tiada aturan. Sekenanya saja melawan arus, mengikuti getaran. Ikuti saja dan rasakan. Berkelana. Kakiku capek juga lama-lama. Akhirnya aku jatuh juga. Bumi seakan berputar-putar dan kepalaku juga ikut berputar-putar. Hampir mau muntah. Heu. Istirahat sejenak.

Banyak pelajaran yang aku ambil selama perjalanan ini. Namun aku masih sangat sangat sangat kecil pengalaman dan ilmu. Ibarat mencelupkan jari ini ke dalam luasnya lautan/samudera. Sungguh banyak yang harus aku gali lebih dalam ini. Alam begitu luas. Tidak satupun tercipta kecuali ada makna/maksud/hikmah/gunanya.

Pelajaran pertama usai hampir tengah malam. Bergegas pulang. Kami sama-sama satu persaudaraan mulai saat itu (pikirku). Banyak teman itu menyenangkan.

Banyak pr yang harus kukerjakan. Banyak hikmah yang harus dipetik dari perjalanan hidup kita/ku. Allah telah menyediakan ini semua untuk umat manusia. Kita wajib bersyukur. Wajib.

***

Siang ini lumayan panas. Sepi lagi. Sedari pagi belum sarapan nasi. Heu. Tetep semangat jalani hari.

Jatipuro-Karanganyar 14 Juni 2009

*) Ekohm Abiyasa

Ketika malam-malam hening larut. Aku mendapat pelajaran pertama. Ya, nanti akan tahu. Suatu saat. Apa itu? Sebuah pengalaman yang tak kan terlupa. Mengubah hidupku. Pola pikir dan lain sebagainya. Salam.

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas