(Arisan Kata 17) Merapu Sunyi

Tuesday 27 March 2012

: Murtidjono

disisasisa hening ini aku merapu sunyi
juga bekas jejak yang engkau tanam ditanah merah
mencaduk pesanpesan yang engkau kirim
dalam kerlap malam jua aku bersungut memaknai semua yang kau perankan
atas segenap kisah manusia
engkau hidup terus mengalir menguliti jalan sunyi

bahwa puisi bukan pula hal modular
yang membuat kita hanya puas terkapar
begitu saja
berhenti pada titik langkah
tidak juga engkau menjadi pandik
itu yang kutangkap dari senyum senjamu

di halaman, kosong oleh rerintik air hujan
debudebu beterbangan
beradu langkah dengan cengkiak
betapa muram tanahtanah ini
aku semakin tak mengerti
kukira maukuf saat ini, betapa pula aku ceroboh mengartikan sampaian
pesanpesan yang engkau tawarkan yang engkau pentaskan

namun masih ada waktu buat berkelana
akan kutautkan rindu dipenghujung malam
menyegel pintupintu asing
berukup tepat ditengah sunyi hitam
tingkar pikiran dan kepala dengan berjuta huruf yang berderetderet disekeliling
engkau hidup dikedalaman makna

hingga hilang sudah sunyi menjadi embun
maserasi fajar menggertak aorta
dan matamata yang malas enggan beranjak
memuncak tinggi di nirwana

Jakal KM 14 Jogja, 27 Maret 2012

*) Ekohm Abiyasa

** Kupersembahkan untuk Mengenang seniman Murtidjono

Juga dalam rangka ikut memeriahkan Arisan Kata 17 disini.

11 kata kunci yang digunakan:
  • Maukuf: iman yang tidak diterima, seperti halnya orang munafik yang imannya baru dapat diterima jika kemunafikannya telah hilang;
  • Merapu: memunguti (barang-barang yang terbuang atau tidak berguna); meminta sedekah;
  • Berukup: mengasapi diri dengan membakar setanggi, kemenyan, dsb; sudah diasapi dengan ukup;
  • Menyegel: membubuhkan meterai; membubuhkan cap (dengan lak dsb) pada surat rahasia; menutup rumah (bangunan, barang, dsb) yang disita dengan menempelkan segel pada pintu dsb;
  • Maserasi: pelunakan suatu benda karena suatu cairan; pelunakan jaringan karena terendam dalam cairan, terutama cairan asam, sehingga jaringan pengikat melarut dan bagian jaringan dapat dipisahkan (dalam histologi); perubahan degenerasi yang menyebabkan perubahan warna, pelunakan jaringan, disintegrasi janin yang masih dalam rahim setelah mati (dalam obstetri);
  • Mencaduk: mengangkat atau menaikkan (kepala, ujung belalai, dsb);
  • Sampaian: gantungan; sampiran;
  • Pondik: sombong;
  • Tingkar: me.ning.kar v mengepung (musuh, penjahat, dsb); mengelilingi;
  • Modular: bersifat standar;
  • Cengkiak: semut yang besar dan hitam warnanya;
Posting di multiply ekohm dan apresiasi puisi.

0 Komentar:

Post a Comment

Bila tertarik ingin berkomentar, memberi kritik maupun saran, silakan ketik komentar Anda di bawah ini.

Salam SABUDI (Sastra Budaya Indonesia)

 
 
 

Postingan Terbaru

Komentar Terbaru

Recent Comments Widget

Trafik

Total Dilihat

 
Kembali ke atas